KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala yang di berikan sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik walaupun dalam bentuk-bentuk yang sederhana. Sholawat serta salam semoga senaniasa terlimpahkan kepada Beliau Nabi Muhammad SAW dan kepada seluruh orang terdekat Beliau baik keluarga maupun sahabatnya.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Statistik.
Dan akhirnya tiada manusia yang sempurna. Saran dan kritik yang sifatnya membangun serta kami harapkan demi terciptanya pendekatan kepada taraf yang sempurna maupun suatu harapan mudah-mudahan apa yang di sajikan dalam makalah ini akan berguna bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Belitang, Januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMABAHASAN 3
A. Pengertian Penelitian Komparatif 3
B. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Komperatif 4
C. Tujuan Penelitian Komparatif 5
D. Prosedur Penelitian Komparatif 6
E. Rumus Chi-Square 7
BAB III PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
Daftar Pustaka 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan di kenal pula studi tentang penelitian pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar dalam penelitian pendidikan kelak diharapkan menggunakan metode yang tepat dan efektif untuk mengolah data. Lebih lagi, sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami tentang beberapa metode penelitian yang ada. Dari pendekatannya secara umum penelitian dibagi menjadi 3, yaitu : kuantitatif, kualitatif dan mixed method. Menurut Emzir (2010: 2) penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Sedangkan, penelitian kuantitatif adalah analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang dapat dihitung (numeric).
Pada penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian. Subana dan Sudrajat (2009: 26) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif terbagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif korelasional, evaluasi dan kausal komperatif. Penelitian komperatif sering sukar dibedakan dengan penelitian korelasional. Emzir (2010: 120) mengemukakan penelitian korelasional dan komparatif sukar dibedakan karena kedua penelitian ini mempunyai manipulasi dan hal yang sama mengenai interpretasi hasil. Akan tetapi, terdapat pula perbedaan antara keduanya. Studi komperatif biasanya melibatkan dua atau lebih kelompok dan satu variabel bebas. Lebih lagi, studi ini melibatkan perbandingan Sementara studi korelasional melibatkan korelasi (hubungan). Untuk itu di dalam makalah ini pemakalah berusaha menjelaskan tentang pengertian, tujuan, ciri-ciri, keunggulan, contoh dan langkah-langkah penelitian komperatif.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi kajian pokok dalam makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian dan tujuan penelitian komperatif ?
2. Apakah terdapat keunggulan dan kelemahan pada penelitian komperatif ?
3. Bagaimanakah rumus chi-square ?
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, hasil makalah ini bermanfaat pada kajian metodologi penelitian pendidikan. Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Jangkauan waktu adalah masa sekarang, Karena jika jangkauan waktu terjadinya adalah masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk dalam metode sejarah. Dalam studi komparatif ini, memang sangat sulit untuk mengetahui faktor-faktor penyebab yang dijadikan dasar pembanding, sebab penelitian komparatif tidak mempunyai control. Hal ini semakin nyata kesulitannya jika kemungkinan-kemungkinan hubungan antarfenomena banyak sekali jumlahnya.
Studi komparatif banyak sekali dilakukan jika metode eksperimental tidak dapat diperlukan. Bidang studi dapat mencakup penghidupan kota dan desa, dengan membandingkan pengaruh sebab akibat dari makanan, rekreasi, waktu kerja, ketenangan kerja, dan sebagainya. Penelitian komparatif dapat dilakukan untuk mencari pola tingkah laku serta prestasi belajar dengan membedakan unsur, waktu sekolah,dll.
Metode penelitian komparatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia.
Penelitian Komparatif adalah penelitian yang diakukan untuk membandingkan nilai satu variable dengan variable lainnya dalam waktu yang berbeda. Contoh : adakah perbedaan keuntungan antara BUMN dan perusahaan swasta tahun1997 dengan tahun 1999. Contoh judul penelitian komparatif :
Perbandingan BUMN dengan swasta
Perbandingan kerugian pedagang di Jakarta dengan pedagang di Solo akibat kerusuhan
Perbandingan biaya angkutan darat dan laut dari Surabaya ke Medan
Menguji Hipotesis Komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan.Terdapat dua model Kompasi, yaitu Komparasi antara dua sampel dan Komparasi antara lebih dari dua sampel yang sering disebut Komparasi K sampel.
B. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Komparatif
1. Keunggulan Penelitian komparatif
Keunggulan metode ini adalah sebagai berikut :
a. Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa alas an :
• Jika sukar diadakan control terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya.
• Apabila teknik untuk mengadakan variable control dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal.
• Penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan normal.
b. Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistic yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
2. Kelemahan Penelitian Komparatif
Di samping keunggulan-keunggulan, penelitian komparatif mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain :
a. Karena penelitian komparatif sifatnya ex post focto,maka penelitian tersebut tidak mempunyai control terhadap variable bebas. Peneliti hanya berpegang pada penampilan variable sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi ataupun mengadakan manipulasi terhadap beberapa variable. Karena itu, si peneliti diharapkan mempunyai cukup banyak alas an dalam mempertahankan hasil hubungan-hubungan kausal yang ditemukan, dan dapat mengajukan hipotesa-hipotesa saingan untuk membuat justifikasi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang ditarik.
b. Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan.
c. Karena faktor-faktor penyebab bukan bekerja secara merdeka, tetapi saling berkaitan antara satu dengan lain, maka interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan akibat dari faktor ganda, bisa saja dikarenakan oleh faktor di luar cakupan penelitian yang bersangkutan.
d. Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat. Mungkin saja hubungan variable tersebut dikarenakan oleh adanya keterkaitan dengan faktor-faktor lain diluar itu. Di lain pihak, andai katapun telah diketemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor adalah hubungan sebab akibat, tetapi masih sukar untuk dipisahkan, faktor mana sebagai penyebab dan faktor mana yang merupakan akibat.
Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi (misalnya dalam kategori demokrasi dan otoriter, pandai bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk tujuan perbandingan dapat menjurus kepada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah akibat kategori-kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar-samar, menghendaki valuejudgement dan tidak kokoh
C. Tujuan Penelitian Komperatif
Tujuan dari penelitian komparatif menurut Dra. Aswani Sudjud (dikutip Suharsimi Arikunto, 2006:267) adalah untuk menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik tehadap orang lain, kelompok, terhadap suatu idea tau prosedur kerja. Dapat juga membadingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau Negara terhadap kasus, terhadap orang, terhadap peristiwa atau terhadap ide-ide.
D. Prosedur Penelitian Komparatif
Langkah-langkah pokok dalam studi komparatif adalah sebagai berikut :
a. Rumuskan dan definisikan masalah.
b. Jejaki dan teliti literature yang ada.
c. Rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang dipakai.
d. Buatlah rancangan penelitian :
• Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan.
• Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisa sebab akibat.
e. Uji hipotesa, buat interpretasi terhadap hubugan dengan teknik statistic yang tepat.
f. Buat generalisasi, kesimpulan seta implikasi kebijakan.
g. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi, yaitu meneliti derajat ketergantungan dalam hubungan-hubungan antarvariabel dengan menggunakan koefisien korelasi. Tetapi perlu dijelaskan bahwa penggunaan koefisien korelasi hanya menyatakan tinggi rendahnya ketergantungan antarvariabel yang diuji, tetapi tidak menyatakan ada tidaknya hubungan yang terjadi. Ini berbeda dengan penggunaan metode eksperimental. Pada metode eksperimental, peneliti dapat menguji ada tidaknya efek tertentu. Dengan demikian penggunaan teknik korelasi dalam penelitian komparatif mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain :
• Menjurus pada keterbiasaan menggunakan teknik korelasi dengan memasang variable apa saja tanpa pilih yang menjurus pula kepada interpretasi yang salah.
• Tidak adanya control terhadap variable bebas, dan tidak dapat melihat ada tidaknya hubungan kausal antarvariabel. Peneliti tidak dapat mengenal, yang mana variable bebas dan mana variable dependen
E. Rumus Chi Squere
Chi-Square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Chi Square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal. (Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji chi square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat yang terendah).
Uji chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak digunakan. Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi responden atau sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana chi square dapat digunakan yaitu:
1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual Count (F0) sebesar 0 (Nol).
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count ("Fh") kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misak 2 x 3, maka jumlah cell dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
Rumus chi-square sebenarnya tidak hanya ada satu. Apabila tabel kontingensi bentuk 2 x 2, maka rumus yang digunakan adalah "koreksi yates". Untuk rumus koreksi yates, sudah kami bahas dalam artikel sebelumnya yang berjudul "Koreksi Yates".
Apabila tabel kontingensi 2 x 2 seperti di atas, tetapi tidak memenuhi syarat seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi harapan kurang dari 5, maka rumus harus diganti dengan rumus "Fisher Exact Test".
Pada artikel ini, akan fokus pada rumus untuk tabel kontingensi lebih dari 2 x 2, yaitu rumus yang digunakan adalah "Pearson Chi-Square".
Rumus Tersebut adalah:
Untuk memahami apa itu "cell", lihat tabel di bawah ini:
Pendidikan Pekerjaan Total
1 2
1 a b a+b
2 c d c+d
3 e f e+f
Total a+c+e b+d+f N
Tabel di atas, terdiri dari 6 cell, yaitu cell a, b, c, d, e dan f.
Sebagai contoh kita gunakan penelitian dengan judul "Perbedaan Pekerjaan Berdasarkan Pendidikan".
Maka kita coba gunakan data sebagai berikut:
Responden Pendidikan Pekerjaan
1 1 1
2 2 2
3 1 2
4 2 2
5 1 2
6 3 2
7 2 2
8 1 2
9 2 2
10 1 2
11 1 2
12 3 1
13 3 1
14 2 1
15 1 2
16 3 2
17 2 2
18 2 2
19 1 1
20 2 2
21 3 1
22 1 1
23 3 2
24 1 2
25 3 1
26 2 2
27 1 2
28 1 2
29 2 2
30 1 1
31 2 2
32 2 1
33 2 1
34 1 1
35 2 2
36 1 1
37 3 2
38 2 2
39 2 1
40 3 2
41 1 1
42 3 2
43 1 1
44 2 2
45 1 1
46 3 1
47 3 2
48 2 1
49 3 2
50 2 1
51 2 1
52 2 2
53 3 2
54 1 1
55 2 2
56 2 2
57 1 1
58 3 1
59 2 1
60 3 1
Dari data di atas, kita kelompokkan ke dalam tabel kontingensi. Karena variabel pendidikan memiliki 3 kategori dan variabel pekerjaan memiliki 2 kategori, maka tabel kontingensi yang dipakai adalah tabel 3 x 2. Maka akan kita lihat hasilnya sebagai berikut:
Pendidikan Pekerjaan Total
1 2
1 11 9 20
2 8 16 24
3 7 9 16
Total 26 34 60
Dari tabel di atas, kita inventarisir per cell untuk mendapatkan nilai frekuensi kenyataan, sebagai berikut:
Cell F0
a 11
b 9
c 8
d 16
e 7
f 9
Langkah berikutnya kita hitung nilai frekuensi harapan per cell, rumus menghitung frekuensi harapan adalah sebagai berikut:
Fh= (Jumlah Baris/Jumlah Semua) x Jumlah Kolom
1. Fh cell a = (20/60) x 26 = 8,667
2. Fh cell b = (20/60) x 34 = 11,333
3. Fh cell c = (24/60) x 26 = 10,400
4. Fh cell d = (24/60) x 34 = 13,600
5. Fh cell e = (16/60) x 26 = 6,933
6. Fh cell f = (16/60) x 34 = 9,067
Maka kita masukkan ke dalam tabel sebagai berikut:
Cell F0 Fh
a 11 8,667
b 9 11,333
c 8 10,400
d 16 13,600
e 7 6,933
f 9 9,067
Langkah berikutnya adalah menghitung Kuadrat dari Frekuensi Kenyataan dikurangi Frekuensi Harapan per cell.
1. Fh cell a = (11 - 8,667)2 = 5,444
2. Fh cell b = (9 - 11,333)2 = 5,444
3. Fh cell c = (8 - 10,400)2 = 5,760
4. Fh cell d = (16 - 13,600)2 = 5,760
5. Fh cell e = (7 - 6,933)2 = 0,004
6. Fh cell f = (9 - 9,067)2 = 0,004
Lihat hasilya pada tabel di bawah ini:
Cell F0 Fh F0 - Fh (F0 - Fh)2
a 11 8,667 2,333 5,444
b 9 11,333 -2,333 5,444
c 8 10,400 -2,400 5,760
d 16 13,600 2,400 5,760
e 7 6,933 0,067 0,004
f 9 9,067 -0,067 0,004
Kuadrat dari Frekuensi Kenyataan dikurangi Frekuensi Harapan per cell kemudian dibagi frekuensi harapannya:
1. Fh cell a = 5,444/8,667 = 0,628
2. Fh cell b = 5,444/11,333 = 0,480
3. Fh cell c = 5,760/10,400 = 0,554
4. Fh cell d = 5,760/13,600 = 0,424
5. Fh cell e = 0,004/6,933 = 0,001
6. Fh cell f = 0,004/9,067 = 0,000
Kemudian dari nilai di atas, semua ditambahkan, maka itulah nilai chi-square hitung. Lihat Tabel di bawah ini:
Cell F0 Fh F0 - Fh (F0 - Fh)2 (F0 - Fh)2/Fh
a 11 8,667 2,333 5,444 0,628
b 9 11,333 -2,333 5,444 0,480
c 8 10,400 -2,400 5,760 0,554
d 16 13,600 2,400 5,760 0,424
e 7 6,933 0,067 0,004 0,001
f 9 9,067 -0,067 0,004 0,000
Chi-Square Hitung = 2,087
Maka Nilai Chi-Square Hitung adalah sebesar: 2,087.
Untuk menjawab hipotesis, bandingkan chi-square hitung dengan chi-square tabel pada derajat kebebasan atau degree of freedom (DF) tertentu dan taraf signifikansi tertentu. Apabila chi-square hitung >= chi-square tabel, maka perbedaan bersifat signifikan, artinya H0 ditolak atau H1 diterima.
DF pada contoh di atas adalah 2. Di dapat dari rumus -> DF = (r - 1) x (c-1)
di mana: r = baris. c = kolom.
Pada contoh di atas, baris ada 3 dan kolom ada 2, sehingga DF = (2 - 1) x (3 -1) = 2.
Apabila taraf signifikansi yang digunakan adalah 95% maka batas kritis 0,05 pada DF 2, nilai chi-square tabel sebesar = 5,991.
Karena 2,087 < 5,991 maka perbedaan tidak signifikan, artinya H0 diterima atau H1 ditolak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Jangkauan waktu adalah masa sekarang, Karena jika jangkauan waktu terjadinya adalah masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk dalam metode sejarah. Dalam studi komparatif ini, memang sangat sulit untuk mengetahui faktor-faktor penyebab yang dijadikan dasar pembanding, sebab penelitian komparatif tidak mempunyai control. Hal ini semakin nyata kesulitannya jika kemungkinan-kemungkinan hubungan antarfenomena banyak sekali jumlahnya.
B. Saran
Disarankan agar hasil-hasil penelitian ini dapat di manfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian komparatif. Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penelitian komparatif yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.