KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil alamin, segala puji bagi Allah SWT Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta. Yang telah menerangi hambanya yang taqwa dengan cahaya yang medekatkan kepada-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah “Tafsir Qur’an “ dengan judul “Ahklak Surat Al-Hujuraat 10-13”.
Sholawat serta salam mudah-mudahan selalu tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Agung Muhammad SAW yang mana beliaulah yang telah membawa umatnya dari jurang-jurang kemungkaran dan kemunafikan menuju bukit yang penuh dengan sinar keimanan Islam.
Kami sadar bahwa keberhasilan kami dalam menyusun makalah ini bukan hanya usaha kami namun karena adanya kerja sama yang baik dalam pelaksanaan dan penyusunan makalah ini.
Akhir dari penutup pengantar ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya pada diri kami penulis dan umumnya bagi para pembaca. Amin yaa robbal alamin.
Gumawang 7 April 2010
Penysun
Kelompok VII
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Taka Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan Makalah 1
BAB II. PEMBAHASAN 2
1. Q.S Al-Hujuraat 10-13 2
2. Terjemah dan Tafsir 2
3. Yang dimaksud dengan Ayat 2
BAB III. PENUTUP 8
a. Kesimpulan 8
b. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Suarat Al-Hujuraat adalah surat bangsa Madaniah dan di dalam ayat 10-13 ini menerangkan bahwa orang mukmin itu adalah bersaudara dan juga janganlah saling mencela satu sama lainnya, dan berburuk sangka. Dan menerangkan tingkah laku yang perlu dijauhi.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah orang mukmin itu bersaudara ?
b. Mengapa orang mukmin tidak diperbolehkan mencela ?
c. Kenapa Allah SWT menciptakan manusia berpasang-pasangan ?
3. Tujuan Masalah
a. Kita dapat mengetahui persaudaraan dalam Islam.
b. Dapat mengetahui ahklak yang tercela.
c. Dapat mengetahui kenapa Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya : Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antarakedua saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada Allah SWT agar kamu mendapat rahmat.(Q.S. Al-Hujuraat : 10)
Tafsir : Ayat ini menegaskan orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara,
bahwa konsep-konsep persaudaraan dalam Islam itu sangatlah penting.karena di dalam ikatan persaudaraan dalam Islam adalah yang terbaik sifatnya yang merangkumi kasih sayang, tolong-menolong tanpa memandang kelas, pangkat dan kedudukan juga tanpa tipu-menipu dan tindas-menindas. Dan juga menekan pada prinsip-prinsip perdamaian dua golongan yang berselisih.
Sesungguhnya orang mukmin itu adalah bersaudara dan jikala ada dua gogolongan yang berselisih kita berusaha untuk bisa mendamaikan perselisihan tersebut, karena di dalam peperangan pasti adanya kekerasan satu sama lainnya. Siapa yang memulai kekerasan tidak penting apa yang penting adalah perdamaian dan bersepaham harus segera di capai.
Jika satu pihak bersihkeras untuk berperang dan tidak mau menelesaikan dengan perdamaian, maka pihak yang mau berdamai hendaklah didukung supaya dapat ditundukkan dengan Undang-undang dan ketetapan Allah SWT.
Sebagaimana diterangkan dalam hadits :
Dari Abdullah Ibnu Umar r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : Orang Islam itu saudara orang Islam (bersaudara). Karenanya janganlah seseorang muslim menganiyaya saudaranya dan janganlah membiarkannya tersiksa. Dan barang siapa yang berusaha memenuhi hajatnya. Barang siapa yang melepaskan kesulitan orang Islam, niscahya Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat dan barang siapa yang menutupi aibnya seorang Islam, niscahya Allah akan menitupinya ( aibnya/dosanya) di hari kiamat (H.R. Bukhori, Muslim, Abu Daud, Nasa’I, dan Umurzi).
Artinya :
Ayat II. Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolokkan) lebih baik dari mereka (yang menolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok)). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk, seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa yang tidak beriman maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.
Tafsiran :Dalam ayat ke II ini Allah SWT menetapkan dua larangan dalam konsep persaudaraan dalam Islam.
1. Janganlah memandang rendah karena sifat ini lahir dari perasaan “Riya’ dan Ujub” (bangga dan sombong serta menilai diri lebih tinggi dari orang lain dari sudut harta, pangkat, ilmu dan sebagainya) namun begitu ada Riya’ dan bangga diri yang dibenarkan yaitu bangga menganuti agama Islam dan mendukung syariat Islam.
2. Janganlah mengamalkan tabias gemar merendahkan/memojokkan orang lain, termasuk menghina, memalukan, melecehkan, mengutuk, mencaci maki, dan memanggil dengan panggilan yang buruk, berburuk sangka dan sebagainya.
Sebagai mana hadits nabi di jelaskan :
Artinya : Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rosullah SAW bersabda : Waspadalah kamu terhadap perasangka, sesungguhnya prasangka itu sedusta-dustanya pembicaraan. Janganlah kamu mendengar-dengarkan pembicaraan orang, janganlah kamu memata-matai seseorang dan janganlah kamu saling menjatuhkan dalam usaha perniagaan dan janganlah kamu saling iri hati dan janganlah kamu berbencian dan saling bertolak belakang. Jadilah kamu hamba-hamba Allah SWT bersaudara.(hadits di keluarkan Imam Bukdori dalam kitab Al-Adab).
Hadits di atas mengemukakan beberapa macam ahklak yang tercela, ahklak-ahklak yang tercela itu dikatakan nabi SAW adalah prasangka, mendengar-dengarkan pembicaraan orang, memata-matai, mencari-cari kesalahan seseorang, saling menjatuhkan, saling iri hati (dengki) saling berbencian dan saling bertolak belakang (bertentangan). Sifat-sifat yang tidak baik ini memperingatkan kepada umatnya agar waspada, yakni memelihara diri dari terkena sifat-sifat yang tercela.
Sebagai mana diterangkan juga dalam ayat 12 :
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain, apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? tentu kamu masih jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima tobat, Maha Penyayang.
Tafsir :Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa sebagian perasangka itu dosa, bearti, ayat ini memberikan isyarat bahwatidak semua perasangka itu tergolong tidak baik. Ada prasangka yang dibenarkan artinya tidak tergolong dosa.dan larangan Allah SWT terhadap prasangka buruk (Su’udzan) persaudaraan yang kukuh mustahil dapat dibentuk wujudnya sikap bersangka-sangka buruk terhadap satu sama lainnya, dapat disimpulkan bahwa keburukan fitnah (ghibah) sebenarnya berakat dari sifat prasangka.
Ayat ke 13 :
Artinya : Wahai manusia ! sungguh kami telah menciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulya diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.
Tafsir : Ayat ini diawali dengan seruan “ (hai manusia). Artinya diseru tidak hanya orang-orang yang beriman, tetapi meliputi seluruh umat manusia, baik yang beriman maupun yang tidak. Seruan Allah ditunjukkan untuk seluruh manusia, karena yang akan ditegaskan olehnya menyangkut kepentingan seluruh manusia penegasan Allah. (Aku ciptakan kamu berjenis laki-laki dan perempuan, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar satu sama lainnya saling mengenali).
Maksudnya perbedaan bangsa atau suku bangsa yang ada dimuka bumi ini adalah atas kehendak Allah. Masyarakat manusia diciptakan demikian dengan maksud supaya antar bangsa-bangsa dan antar suku bangsa bahkan antar suku bangsa, bahkan antar sesama manusia, saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Perbedaan bangsa atau suku bangsa itu karena adanya perbedaan sifat, warna kulit, dan bentukbadan, dengan adanya perbedaan-perbedaan itu. Manusia dengan mudah dapat saling mengenal orang Eropa melalui kulit putihnya, badannya tinggi dan sebagainya. Begitu juga orang Cina dengan melalui tanda-tanda kulitnya kuning, matanya sipit, lidahnya kelu dan sebagainya.
Melalui pengenalan sifat dan bentuk tubuh dapat dikenal pula tabiat, adat-istiadat, kecerdasan, kebijaksanaan yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh manusia, bangsa-bangsa suku-suku, tidak menetukan derajat kemulyaan disisi Allah SWT adalah sebagaimana diungkapkan dalam firman-Nya :
(Bahwa sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allahadalah orang yang paling bertaqwa kepada-Nya). Artinya : bahwa di dalam melaksanakan saling mengenal dan pergaulan antar bangsa, suku bangsa, dan antar individu manusia seharudnya diwujudkan dalam kerangka bertaqwa pada Tuhan maha Pencipta agar wujud pergaulan itu berjalan melalui aturan-aturan yang diridhoi oleh-Nya dengan demikian akan membawa hasil yang positif bagi semua pihak.
(Sesungguhnya Allah Maha Menyetujui lagi Maha Waspada).
Maksudnya adalah siapa yang melaksanakan ta’aruf (saling mengenal) dan pergaulan atas dasar taqwa kepada Allah SWT atau sebaliknya, Allah Maha Mengetahui dan Maha Waspada atas segala sesuatu. Penegasan Allah dapatdipahamibahwa syariat Islam itu bukan hanya demi kemanfaatan umat Islam sendiri, tetapi juga untuk orang atau bangsa non muslim yang mau mengamalkannya. Sebaliknya umat Islam sendiri jika tidak taat bahkan lalai untuk mengamalkan syariat Islam tidak akan memperoleh apa-apam tidak akan untung hanya untuk sebutan Islam semata.
Jika masyarakat manusia antar bangsa, antar suku bangsa, bahkan antar pribadi-pribadi mewujudkan pergaulan satu sama lain, dengan salingmengenal dan didasarkan atas kerangka taqwa kepada Allah SWT, akan tercipta kehidupan manusia yang sejahtera.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian makalah di atas maka diambil suatu kesimpulan bahwa surat Al-Hujuraat ayat 10-13 iniadalah menjelaskan sesungguhnya orang mukmin itu adalahbersaudara jikala mereka berselisih damaikanlah, barang siapa yang melepaskan kesulitan orang Islam niscahya Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat kelak.
Dan kitasebagai orang mukmin janganlahkita saling menganiaya, menghina dan memojokkan. Dan juga janganlah kita berprasangka buruk terhadap sesama umat Islam.
Kita sebagai kholifah dimuka bumi ini dan mahkluk yang sempurna. Dan diciptakan oleh Allah berpasang-pasangan, berbangsa dan bersuku-suku agar kita saling mengenal satu sama lainnya dengan jalan “Taqwa” kepada Allah SWT.
SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan. Utnuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demikesempurnaan makalah kami selanjutnya. Dan bermanfaat bagi para pembaca dan harusnya kami yang menyusun makalah ini. Amin yaa robbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir Q.S Al-Hujuraat, Abu Amenah Bilal. Philips, Riyadh.