PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA PETA
PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar khususnya untuk memacu penguasaan materi pelajaran dijenjang pendidikan SMP, perlu adanya penyempurnaan proses belajar mengajar termasuk dalam mata pelajaran IPS agar diperoleh hasil ketuntasan belajar.
Di temukan bahawa hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tuntutan daya serapnya. Siswa dianggap berhasil dalam belajar secara klsikal apabila daya serapnya 85% dan memperoleh nilai diatas 6,5 . Sesuai dengan petunjuk teknis penilaian, apabila siswa tidak berhasil mencapai daya serap 85 % dan memperoleh nilai diatas 6,5 , maka para pendidik menggolongkan siswa dengan hasil belajar rendah.
Setelah didiskusikan dengan beberapa orang guru, maka rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS disesbabkan oleh dua faktor, yaitu dari pihak guru seperti : a. Peranan guru masih dominan dalam PBM , b) masih kurangnya media peta , c) guru jarang memberikan tugas dalam bentuk peta, d ) guru kurang mampu dan terampil dalam menguasai peta, e). Penelolaan kelas kurang baik , dari pihak siswa diseabkan oleh : a) minat belajar siswa rendah, b). Kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran, c) malas memebawa atlas ke sekolah, d) malas mengerjakan pekerjaan rumah.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP . Penulis menganggap perlu pemakaian media, baik secara sederhana maupun lebih modern atau benda sebenarnya. Dengan pemakaian media maka inga mereka akan lebih mudah mengingat kembali materi tersebut, Apabila materi tersebut diadakan penilaian, maka nilai yang diperoleh akan semakin meningkat . Seorang guru yang mengajar tanpa menggunakan media, maka proses belajar mengajar akan bersifat verbalis dan hasil belajar siswa akan merosot dari tahun ketahun. Untuk itu penulis encoba mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “ Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan Media Peta “.
RUMUSAN MASALAH
Dari penelitian ini penulis berharap agar daya serap siswa secara klasikal dapat mencapai 85 % dan hasil belajarnya menjadi meningkat. Bertolak dari latar belakang masalah dan tindakan yang dipilih , maka rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah “ Apakah dengan menggunakan media peta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
TUJUAN PENELITIAN
Melalui penelitian ini diharapkan akan dapat ditemukan cara terbaik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfat bagi siswa untuk : 1 ) membantu dalam menguasai materi pelajaran, dan 2 ) meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hasil penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi guru terutama untuk : 1) meningkatkan kepuasan dalam melaksanakan tugas, 2) mempertegas materi yang diajarkan, 3) dapat mengembangkan proses belajar mengajar yang sudah ada ke arah yang lebih baik, 4) mampu menemukan sendiri kelemahan-kelemahan yang terjadi pada proses belajar mengajar terdahulu, 5) dapat memperbaki dan melengkapi kelemahan-kelemahan sebelumnya.
KAJIAN TEORI
Media merupakan suatu sarana endidikan yang sangat membantu proses belajar mengajar terutama dalam hal penggunaan indera penglihatan dan indera pendengaran. Media pengajaran dapat merangsang siswa dan guru untk menciptakan situasi poses pembelajaran yang baik jika dipakai dengan tepat.
Menurut Robinson ( 1998) dalam bukunya Azas-azas Praktek Mengajar dikatakan bahwa media pengajaran dapat membantu guru dalam menciptakan beragai situasi kelas , menentukan metode pengajaran yang dipakai dalam situasi yang berlainan , dan menciptakan emosional yang sehat diantara murid-muridnya. Bahan pelajaran ini selanjutnya membantu guru membawa dunia ke dalam kelas. Dengan demikian ide abstrak dan asing sifatnya menjadi lebih kongkrit dan mudah dimengerti oleh siswa. Bila pengajaran ini digunakan secra tepat, maka siswa akan melibatkan diri dalam pelajarannya ada kemungkinan mereka akan bertambah baik dan maju.
Lebih lanjut robinshon (1998) mengemukakan beberapa media yang dapat dipakai untuk mengajar IPS antara lain : 1) peta, 2) model, 3) specimen 4) gambar, 5) slide, dan 6) film.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pengajajaran sangat diperlukan bagi guru sebagai alat bantu untuk memperjelas semua pembahasan yang terkait dalam proses belajar mengajar di kelas Guru yang profesional haruslah mampu memilih media pengajaran yang tentunya disesuaikan dengan usia peserta didik yang hendak diajar serta materi pelajaran itu sendiri.
Khusus untuk mata pelajaran IPS, media yang sangat membantu proses pembelajarannya adalah media peta. Menurut pendapat I Made Sandi bahwa pengetahuan tentang peta sangat vital IPS tanpa peta adalah buta. Oleh sebab itu mengajar dan mempelajari IPS tanpa peta tidak akan memberikan nilai tambah yang lebih baik pada diri anak didik yang mempelajarinya.
Hasil belajar merupakan salah satu bentuk penilaian dalam pelaksanaan kurikulum. Bahar ( 1996 ) menggambarkan hasil belajar siswa dan daya capai krikulum tiap akhir catur wulan, bahwa ada dua hal yang sangat penting untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu hasil belajar siswa tiap catur wulan dan daya capai kurikulum pada tiap sekolah. Data hasil belajar siswa sangat diperlukan oleh guru untuk mengetahui keterbatasan belajar siswa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar tanpa menggunakan media peta menyebabkan hasil belajar siswa yang diarapkan menjadi tidak memuaskan. Hal ini terbukti dari setiap diadakan tes dengan menggunakan peta buta, hanya sebagian siswa yang mampu menjawabnya dengan benar.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah melakukan kegiatan mengajar dengan menrangsang indera siswa melalui pemakaian media Peta. Menurut Willem ( 1989) dalam bukunya “ Menjadi guru yang profesional” mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa agar ia mau belajar . Lebih lanjut Jhonshon dan Rissing menyatakan bahwa orang dapat mengingat sekitar 20 % dari yang didengarnya, 50% dari yang dilihatnya, dan 75 % dari yang diperbuatnya.
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dengan berbuat.akan lebih bermanfaat da lebih bermakna daripada belajar dengan mendengar saja. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS yang berkaiatan dengan Peta, maka pengetahuan tentang peta sangat enentukan hasil belajar siswa.
HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Suryanto ( 2000 ) dalam penelitiannya yang berjudul “ Peningkatan keterampilan dalam menginterpeasikan peta pada pemblajaran IPS “. Membuktikan bahwa keterampilan dalam menginterpretasikan peta pada pembelajaran IPS memberikan pengaruh yang berati terhadap motivasi dan hasil belajar siswa, serta dapat meningkatkan kinerja guru untuk menjadi guru yang profesional.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III.2 dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang , yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Tingkat kemampuan dan daya serap siswa sangat bervariasi. Peneliti adalah guru di SMP, sedangkan yang menjadi kolaborator utama dalam penelitian ini adalah guru IPS dari ....................
Jenis Data dan Cara Pengambilannya.
Penelitian ini menggunakan tiga jenis data yaitu : 1) data hasil observasi proses pembelajaran yang beserta kartu-kartu juga dilakukan kolaborator, 2) data hasil belajar siswa yang terdiri dari tes awal, tes siklus I, siklus II, dan tes akhir, dan 3) data hasil penyebaran angket kepada siswa.
PROSEDUR PENELITIAN
Persiapan
a. Membuat jadwal dan kegiatan penelitian yang dimulai dari bulan Juli sampai September 20...
b. Membuat rancangan pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
c. Menyusun angket siswa
d. Menyusun lembaran observasi kegiatan pembelajaran
e. Menyusun tes awal tentang pengetahuan peta sebelum diberikan tindakan
f. Mempersiapkan media peta buta beserta kartu-kartu.
g. Membuat alat evaluasi.
Materi pelajaran yang dipilih untuk pelaksanaan tindakan ini adalah Benua Asia dan Benua Afrika pada kelas III catur wulan I dengan rincian sub pokok bahasan berikut : a) Benua Afrika secara umum , Mesir, Nigeria dan Afrika Selatan.
Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan dua siklus dengan lama tindakan setiap siklus dengan lama tindakan setiap siklus sebanyak empat minggu atau empat kegiatan mengajar yang diamati oleh dua orang kolaborasi. Setelah itu dilakukan pertemuan untuk mendiskusikan temuan-temuan pada siklus I dan hasil pengamatan proses pembelajaran, kemudian dirancang tindakan untuk siklus berikutnya.
Langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas , yaitu : a) pendahuluan, mencek kehadiran siswa, appersepsi dan motivasi , b) kegiatan inti yang terdiri dari : memajang peta buta di papa tulis , menjelaskan pelaksanaan pembelajaran , meminta siswa mengamati peta masing-masing , dan meminta siswa ke depan untuk menempelkan kartu yang sudah disiapkan pada peta buta, kemudian minta tanggapan . Apabila sudah betul , maka kemudian diberikan penguatan , dan c) penutup , yang terdiri dari : merangkum materi , melaksanakan penilaian proses, dan pemberian tugas pekerjaan rumah.
HASIL PENELITIAN
Untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran IPS dilaksanakan tes awal dan pemberian angket pada siswa. Dari hasil angket dan tes awal dan pemberian angket pada siswa. Dari hasil angket dan tes awal secara umum keadaannya menunjukkan : a ) kurangnya pengetahuan siswa tentang simbol-simbol pada peta, b) kurangnya pengetahuan siswa untuk dapat mengartikan tentang simbol-simbol pada peta, c) kesulitan siswa untuk mempelajari peta, dan d) kurangnya tugas-tugas yang diberikan guru tentang pembuatan. Dari tes awal tentang penyajian peroleh data bahwa 38 awal siswa tentang materi pelajaran masih sangat minim. ( rendah ).
SIKLUS I
Perencanaan
Pada siklus I ini penelitian tindakan kelas dilakukan pada pokok bahasan Benua Asia. Kegiatan belajar mengajar diawali dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memotivasi siswa mengenal topik , menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan pelaksanaan pembelajaran, Guru menjelaskan pelaksanaan pembelajaran , guru memajangkan peta buta Benua Asia dipapan tulis dan menyiapkan kartu-kartu yang akan ditempelkan pada peta buta. Sementara itu siswa mengamati peta Benua Asia, kemudian secara bergantian siswa diminta ke depan untuk menempelkan kartu yang sudah disediakan pada peta buta.
Siswa yang lain mengamati, kemudian diminta tanggapannya. Kalau sudah betul, dilakukan penguatan materi. Guru bersama siswa merangkum materi, dan kemudian diminta tanggapannya. Kalau sudah betul, dilakukan penguatan materi , dan kemudian guru melaksanakan penilaian proses dan pemberian tugas membaca materi yang akan di bahas minggu depan.
Pelaksanaan
Guru menginformasikan pelaksanaan embelajaran, dan siswa mengamati peta Benua Asia. Guru meminta beberapa orang siswa ke depan untuk menempelkan kartu pada peta buta, dan kemudian siswa lain diminta tanggapannya. Kalau sudah betul diberikan pengutan materi yang dibahas minggu depan.
Dalam pelaksanaan tindakan ini masih banyak yang merasa bingung dala mengerjakan tugas ini. Hal ini terbukti dari 38 orang siswa, hanya 4 orang yang berani tampil di depan kelas. Setelah ditanya megapa mereka tidak mau tampil, mereka menjawab karena tidak megerti tentang apa yang telah dijelaskan oleh guru. Kendala lain yang ditemukan adalah waktu yang dialokasikan untuk pembelajaran tidak mencukupi sehingga tindakan penelitian hanya dapat dilaksanakan separuh waktu yang telah di alokasikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil obsevasi pembelajaran.
Pengamatan
Berdasarkan hasil observasi ditemukan adanya kenaikan hasil belajar siswa, yakni siswa yang memperoleh skor 0 % pada tes awl , memperoleh skor 50 % pada tes akhir. Denga demikian, media peta mempunyai dampak positif pada peningkatan hasil belajar.
Keberanian siswa ke depan kelas untuk menempelkan kartu pada peta buta mengalami kenaikan dari 18 , 5 % pada pertemuan I menjadi 29 % ( 11 orang ) pada petermuan IV. Keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan masih sangat rendah , pada pertemuan I dan II tidak ada seorangpun yang bertanya. Pada pertemuan III dan IV baru muncul satu pertanyaan dari seorang siswa.
Berdasarkan pengamatan kolaborator , kinerja guru mengalami perubahan yang cukup besar . Pada awal pembelajaran guru kelihatannya kurang menguasai keterampilan dalam pemanfaatan peta , dan intensitas penggunaan media pembelajaran masih belum optimal.
Refleksi
Refleksi lengkap dari siklus I dan dari jurnal harian terungkap beberapa hambatan , antara lain : 1 ) waktu yang dialokasikan untuk tindakan tidak cukup karena tersita untuk menjelaskan konsep. Dan 2 ) suasana pembelajaran agak tegang atau terkesan kaku. Hal ini disebaban adanya kolaborator yang masih asing bagi siswa, sehingga beberapa orang siswa masih memperhatikan klabrator , bukan terhadap pelajaran yang diajarkan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan , disarankan kepada guru agar meningkatkan kemampuan mengajar dengan cara memberikan konsep-konsep dengan cara yang mudah agar siswa cepat mengerti. Juga guru diharapkan trampil dalam menggunakan media peta agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Di samping itu, kehadiran kolaborator sebaiknya disosialisaskan terlebih dahulu kepada siswa agar siswa tidak merasa di awasi.
SIKLUS II
Berdasarkan hasil refleksi, observasi dan enilaian pada siklus I , maka siswa pada siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Pokok bahasan yang disajikan juga berbeda , yaitu Benua Afrika secara umum , Mesir, Nigeria, dan Afrika Selatan . Hal-hal yang ditemukan pada siklus I diperbaiki pada siklus I diperbaiki pada siklus I diperbaiki pada siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Perencanaan
Merancang rencana rpembelajaran melalui kolaborator , mengefisiensikan waktu yang kurang tepat pada silus I, merancang tugas siswa yang belum tuntas belajarnya pada siklus I, merancang tugas untuk siswa yang belum tuntas belajarnya pada siklus I , dan mensosialisasikan kedatangan kolaborator . Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan masih tetap seperti pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
Acting
Tindakan kolaborator telah sesuai dengan yang direncanakan . Waktu yang tersedia untuk melaksanakan tindakan sudah sesuai dengan alokasinya. Kedatangan kolaborator tidak lagi empengaruhi proses pembelajaran.
Pengamatan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilaksanakan pada siklus II , secara umum menunjukkan adanya peningkatan . Keberanian siswa untuk menempelkan kartu mengalami peningkatan, dari 29 % pada siklus I menjadi 66 % pada siklus II . Keberanian siswa meaggapi hasil kerja temannya juga mengalami kenaikan dari 32 % pada sikulus I menjadi 55 % pada siklus II . Pembelajaran pada siklus II secara umum mulai membaik , hal ini terlihat dengan adanya interaksi dari segala arah. Siswa yang belum tuntas belajar pada siklus II sebanyak 13 orang diberkan pebaikan . Hasil belajar siswa secara umum menunjukkan adanya peningkatan sebesar 5,9 % , seperti terlihat pada tabel 1.
Setelah data dianalisis , ternyata masih adanya 13 orang siswa elum tuntas belajarnya. Sedangkan siswa yang mengalami penurunan skor pada tes akhir sebanyak 5 orang . Hal ini disebabkan karena siswa yang yang bersangkutan lamban dan menerima pelajaran , banyak tidak hadir , dan kadang keluar sewaktu guru menerangkan pelajaran dan suka mengganggu temannya waktu belajar.
Kemampuan guru dalam mengajar rata-rata sudah mebingkat , hal ini ditandai dengan peguasaan materi sudah baik serta intensitas pemanfaatan peta sebagai media sudah meningkat.
Refleksi
Hambatan yang masih ditemukan pada siklus II dan alternatif pemecahannya : 1 ) siswa sudah aktif untuk menempelkan kartu ke depan , tetapi timbul masalah, yaitu kelas menjadi gaduh. Alternatif pecemahan masalah ini ; siswa yang akan di tunjuk untuk ke depan biasanya ia merasa jengkel. Alternatif pemecahannya adalah memberikan pengarahan kepada mereka. Dan 3 ) masih ada beberapa orang siswa yang belum tuntas belajarnya secara individual , dan alternatif pemecahanya adalah dengan memberikan tndakan perbaikan.
PEMBAHASAN
Model pembelajaran dengan mengguanakan metode penugasan dengan menggunakan metode penugasan dengan cara meempelkan kartu nama batas negara , leak astronomis , bentang alam dan lain-lainnya sangat menarik bagi siswa . Model ini dapat meningkatkan kreatifitas dankeberanian siswa, juga rasa percaya diri guru dalam roses pembelajaran . Penggunaan metode ini menyangkut tiga spek , yaitu : 1) ranah afektif , 2 ) ranah kogitif , dan 3 ) ranah psikomotor. Pembelajaran seperti ini akan memudahkan bagi siswa untuk mengingat materi pembelajaran geografi yang berkaitan dengan peta.
Keterbatasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini terbatas hanya pada kemampuan siswa menempelkan kartu-kartu pada peta buta. Tugas yang diberikan hanya menempelkan kartu-kartu pada peta, sedangkan penilaian berdasarkan kebenaran ( kutipan ), kartu yang ditempelkan ditempelkan di peta buta hasil pikirannya sendiri atau ditunjukkan oleh teman yang lain. Guru memotivasi siswa bagi mereka yang mau tampil ke depan dengan di beri point. Waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian sangat singkat sekali, sehingga hasil penelitian kurang sempura.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Bertitik tolak dari tindakan yang telah di lakukan pada penelitian ini , maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : 1) media peta dapat meningkatkan hasil belajara siswa , 2 ) media peta mendorong guru untuk meningkatkan kemampuan penguasaan materi pelajaran, dan dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam membuat model-model pembelajaran. Dan 3 ) media peta dapat mengaktifkan dan mengajak siswa untuk menemukan sendiri materi pelajaran . Guru sudah tidak merupakan faktor dominan lagi dalam proses pembelajaran, dan guru telah berfungsi sebagai fasilitator dan dinamisator kelas.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas , maka disarankan : 1) agar guru geografi selalu menyajikan materi geografi dengan peta , dan 2 ) agar guru geografi menyiapkan tugas siswa secara terstruktur.
DAFTAR PUSTAKA
Chairul, 2000. Meningkatkatkan pemahaman siswa dalam mengimplementasikan peta dalam pembelajaran geografi melalui penggunaan media OHP dan kerja kelompok. Jakarta: Simposium Guru ke – 2.
Depdikbud . 1999. Garis-garis besar program pegajaran ilmu pengetahuan sosial. Jakarta.
Ischak. 1986. Berbagai jenis peta dan kegunaanya . Yogyakarta : Liberty.
Madya, S. 1994. Panduan peneletian tindakan . Yokyakarta.
Usman, M. U. 1990. Menjadi guru profesional . Bandung : PT . Remaja Rosda Karya.
Winkel , W. S. 1983. Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar. Jakarta : Gramedia.