KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganigrahkan rahmat, karunia serta ridha-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Sosiologi.
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang kemudian bermanfaat bagi kita.
Selama mengerjakan tugas makalah ini, kami telah banyak menerima bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak. Ingin mengucapakan terima kasih yang setatusnya kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Dita Septiani, S.Pd yang telah banyak memberikan penjelasan tentang makalah ini.
3. Rekan-rekan serta semua yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap makalah ini dapat berguna dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Kami mengharapakan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini dan tentunya untuk makalah-makalah yang akan datang.
KONSEKUENSI MASYARAKAT MULTIKURAL
Konsekuensi bentuk-bentuk struktur sosial dibedakan sebagai berikut.
1. Interseksi
a. Pengertian Interseksi
Interseksi adalah titik perpotongan atau pertemuan atau persilangan antara dua garis atau dua arah. Menurut Soerjono Soekanto, dalam Kamus Sosiologi, section atau seksi adalah suatu golongan etnis dalam suatu masyarakat yang majemuk, misalnya etnis Sunda, Jawa, Bugis, Batak, Minang, dan lain-lain. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa interseksi merupakan persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk.
Suatu masyarakat majemuk sesungguhnya terdiri atas satuan-satuan kelompok yang lebih kecil dan teratur dengan ciri khasnya, yaitu merasa menjadi bagian dari kelompok di mana mereka berada, melakukan hubungan timbal balik dengan anggota yang lainnya, dan memelihara pola, kaidah, dan pola perilaku bersama yang menyebabkan kelompok tersebut dapat bertahan. Kelompok-kelompok sosial tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua.
1) Kelompok atau kehidupan bersama di mana para anggotannya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal, dan didasarkari pada perasaan cinta atau perasaan batin yang kuat. Kelompok ini disebut gemeinschaft atau paguyuban.
2) Kelompok sosial dengan ikatan lahjr yang bersifat pokok dan untuk jangka waktu singkat (bersifat kontraktual) berbentuk perkumpulan-perkumpulan, organisasi formal,badan usaha, dan lain-lain. Ciri pokok kelompok ini adalah terbatas pada hubungan tertentu saja, yang disusun berdasarl^ti status dan terbuka untuk siapa saja. Kelompok ini dinamakan gessellschaft atau patembayan.
Kedudukan seseorang merupakan kumpulan dari status sosial yang dimilikinya di dalam suatu sistem sosial yang luas. Akibatnya, terjadilah persilangan maupun perpaduan keanggotaan individu-individu dalam suatu masyarakat. Misalnya, antara ras dan agama, suku bangsa dan agama, pekerjaan dengan rasa jenis kelamin dan pekerjaan, tingkat pendidikan dengan agama, dan lain-lain.
Sarana pergaulan dalam kebudayaan manusia, antara lain bahasa, kesenian, sarana transportasi, pasar, sekolah, dan lain-lain. Dalam memanfaat-kan sarana-sarana interaksi sosial itu, anggota masyarakat dari latar belakang ras, agama, suku, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, atau keturunan berbeda-beda dapat bersama-sama menjadi anggota suatu kelompok sosial tertentu atau menjadi penganut agama tertentu.
In¬terseksi mempunyai akibat terhadap kemajemukan masyarakat, di antaranya:
1. Meningkatkan solidaritas
2. Menimbulkan pptensi
b. Saluran Interseksi di Indonesia
Interaksi antara satu seksi dengan seksi lainnya dilakukan melalui hubungan ekonomi, sosial, dan politik.
1) Hubungan Ekonomi
a) Melalui perdagangan
Kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami pulau-pulau di Nusantara, telah menjalin hubungan dagang dengan berbagai bangsa di dunia sejak jaman dahulu kala.
b) Melalui perindustrian
Interseksi akan terjadi melalui kerja sama perindustrian yang dibangun baik di tingkat regional maupun internasional.
2) Hubungan Sosial
a) Melalui perkawinan
Perkawinan ini menyebabkan terjadinya persilangan antara bangsa dan ras yang berbeda tersebut.
b) Melalui pendiddkan
Dalam bentuk yang lebih tinggi juga telah dilakukan pertukaran pelajar, lomba-lomba bidang sains dan teknologi tingkat pelajar, dan lain-lain.
3) Hubungan Politik
Selain untuk meningkatkan hubungan dalam bidang ekonomi dan politik, hubungan antarnegara ini juga untuk mempererat persaudaraan di antara negara-negara tersebut.
2. Konsolidasi
Konsolidasi merupakan perbuatan yang memperteguh atau memperkuat suatu hubungan. Jadi, konsolidasi adalah suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok spsial, melalui tumpang tindih keanggotaan.
Di dalam berbagai masyarakat, selalu terjadi konsolidasi atau tumpang tindih kriteria penentu keanggotaan kelompok atau kelas sosial.
Misalnya, suku Melayu identik dengan agama Islam, suku Bali identik dengan agama Hindu, suku Minang dan Cina identik dengan pekerjaan dagang dan usaha jasa.
3. Mutual AkulIturasi
Suatu mutual akulturasi didahului oleh interseksi yang berjalan terus-menerus sehingga menimbulkan rasa saling menyukai kebudayaan lainnya dan secara sadar atau tidak, individu-individu masyarakat tersebut akan mengikuti dan menggunakan perwujudan kebudayaan lain tadi.
Mutual akulturasi didahului oleh suatu keadaan di mana masing-masing orang saling menyukai (tertarik) dengan unsur-unsur kebudayaan lain dan kemudian mempelajari dan menerapkan atau menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Primordialisme
a. Pengertian
Primordialisme adalah suatu pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya sehingga membentuk sikap tertentu. Secara etimologis, primordialisme berasal dari kata bahasa Latin primus (pertama) dan ordiri (tenunan atau ikatan).
Primordial artinya ikatan-ikatan utama seseorang dalam kehidupan sosial, dengan hal-hal yang dibawa sejak kelahirannya, seperti suku bangsa, ras, daerah kelahiran, klan, agama, dan sebagairnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, primordialisme diartikan sebagai kata perasaan kesukaan yang berlebihan.
Sikap etnosentrisrne, yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat subjektif dalam memandang budaya orang lain.
b. Faktor-faktor Penyebab
Primordialisme muncul disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut.
1. Adanya sesuatu yang dianggap istimewa pada rasnya, suku bangsanya, agamanya atau daerah kelahirannya.
2. Sikap ingin mempertahankan keutuhan kelompok atau komunitasnya dari ancaman luar.
3. Adanya nilai-nilai yang dijunjung tinggi karena berkaitan dengan keyakinan, misalnya nilai keagamaan, falsafah hidup, dan lain-lain.
Primordialisme akan menghambat proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk karena menjadikan seseorang hanya mementingkan anggota masyarakat lain yang satu ras atau satu daerah atau satu suku bangsa.
KESIMPULAN
Masyarakat multikultural dapat diartikan bermacam-macam masyarakat atau masyarakat majemuk.
Masyarakat multikultural merupakan pengelompokan masyarakat secara diferensiasi maupun secara stratifikasi yang merupakan perbedaan yang dikaitkan dengan interaksi, tetapi tidak menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau rendah.
Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang berarti diantara masyarakat multikultural ini tidak ada perbedaan ras, agama, maupun gender ( jenis kelamin ).