Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya, kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan kepada guru pembimbing.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun serta memotivasi dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah Tuhan sang pencipta dengan tulus.
Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
PEMBAHASAN
Sikap dan Prilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Ketuhanan
Setiap warga negara sudah seharusnya memiliki pola pikir, sikap, dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dengan menempatkan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka. Setiap warga negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan sikap dan memeluk salah satu agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia. Sikap dan prilaku positif nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa sehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi Terbuka dapat ditunjukkan antara lain :
a. Melaksanakan kewajiban dalam keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Membina kerja sama dan tolong menolong dengan pemeluk agama lain.
c. Mengembangkan toleransi antar umat beragama menuju terwujudnya kehidupan yang serasi selaras dan seimbang.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan keprcayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
1. Konsepsi Ketuhanan dalam Al-Qur’an
a. Manusia secara fitrah mempunyai kepercayaan adanya Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta. Orang Yunani kuno menganut paham politheisme 9keyakinan banyak Tuhan), keyakinan tersebut juga menambah kemasyarakat Arab, walaupun ditanya tentang penguasa dan pencipta langit dan bumi mereka menjawab “Allah”. Tapi dalam saat yang sama mereka juga menyembah berhala-berhala yaitu Al-Latta, Al-Ozja dan menata.
b. Al Qur’an datang meluruskan dengan ajaran-ajaran Tauhid.
c. Fitrah manusia adalah keyakinan tentang Allah.
d. Al Qur’an dan kitab-kitab yang sebelumnya tidak membahas mengenai wujud fisik Tuhan.
Tuhan digambarkan secara jelas oleh Al Qur’an melalui sifat-sifat-Nya yang sempurna beserta ahwal perbuatan-Nya.
2. Pancasila Sebagai Sumber Nilai
1. Pengertian Nilai
Nilai yaitu sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna bagi manusia.
Ada dua macam nilai yaitu :
a. Nilai Dasar
Yaitu nilai yang sifatnya belum operasional, artinya kita belum menjabarkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
b. Nilai Instrumental
Yaitu nilai yang harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkan sehinggaga itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat dan sama dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batas yang memungkinkan oleh nilai dasar itu sendiri.
2. Ciri-ciri Nilai
• Menurut Bambang Daroeso
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong / motifasi dan manusia adalah pendukung nilai.
3. Macam-macam Nilai
a. Nilai logika adalah nilai benar/ salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah / tidak indah.
c. Nilai etika/ moral adalah nilai baik / buruk.
• Notonegoro menyebutkan 3 macam Nilai, yaitu :
a. Nilai Material
Segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia / kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai Vital
Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai Kerohanian
Segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai Krohanian meliputi :
1. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal.
2. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan.
3. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak.
4. Makna Nilai dalam Pancasila
a. Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang estetis. Nilai Ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c. Nilai Persatuan
Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam negara kesatuan RI.
d. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan mengandung makna sesuatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
e. Nilai Keadilan
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah ataupun batiniah.
5. Pancasila sebagai Etika
Pancasila adalah sebagai dasar nedara Indonesia, memegang peran penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila juga memegang peranan penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya “Pancasila sebagai suatu sistem etika. Di dunia Internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki etika yang baik, rakyatnya yang ramah-tamah, sopan-santun yang dijunjung tinggi. Pancasila memgang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini sehingga bangsa ini dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab di dunia.
6. Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila
Sikap positif terhadap nilai-nilai pancasila dapat diwujudkan dengan tindakan mengamalkan atau mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai pancasila telah diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia membuat kesepakatan yang luhur untuk mendirikan Negara Indonesia yang berdasarkan pancasila. Hal ini merealisasikan nilai-nilai pancasila dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara dan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, bagi warga negara. Indonesia mengamalkan pancasila merupakan suatu keharusan. Berikutnya ini akan dijelaskan sikap-sikap positif terhadap nilai-nilai pancasila, dari sila yang pertama atau sila kesatu, sampai sila yang terakhir atau sila yang kelima.
1. Sikap positif terhadap sila pertama, yaitu sila “Ketuhanan yang Maha Esa.”Setiap warga negara Indonesia sudah seharusnya mempunyai pola pikir, sikap, dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa. Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih dan menetukan sikap dalam memluk salah satu agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Sikap positif yang perlu dilakukan terhadap nilai-nilai "Ketuhanan Yang Maha Esa" dalam kehidupen berbangsa dan bernegara yaitu sebagai berikut:
a. Mengembangkan toleransi antara umat beragama untuk mewujudkan kehiduapn yang serasi,selaras dan seimbang;
b. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain;
c. Melaksanakan kewajiban dalam keyakinannya terhadap tuhan yang maha esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing;
d. Membina kerjasama dan tolong menolong dengan pemeluk agama lain sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan masing-masing.
2. Sikap positif terhadap sila kedua, yaitu sila " Kemanusiaan yang adil dan beradap" ) dalam menjunjung tinggi niali-nilai kemanusiaan yang adil dan beradap, sikap dan perilaku kita harus senantiasa menempatkan manusia lain sebagai mitra sesuai dengan harkat dan martabatnya. hak dan kewajiban dihormati secara beradap. Dengan demikian tidak akan terjadi penindasan atau pemerasan.segala aktivitas berlangsung dalam keseimbangan, kesetaraan dan kerelaan. Siakap positif yang harus dilakukan terhadap nilai-nilai" kemanusiaan yang adil dan beradap" dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu sebagai berikut:
a. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti menolong orang lain, memberi bantuan terhadap orang lain yang membutuhkan, menolong korban banjir, bencana alam dan masih banyak lagi;
b. Mengembangkan sikap tenggang rasa, dan tidak semena-mena terhadap orang lain;
c. Memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
d. Mengakui persamaan derajad,hak dan kewajiban asasi setiap manusai tanpa membeda-bedakan suku,agama, keturunan,kedudukan social,dan sebagainya.
3. Sikap positif terhadap sila ketiga, yaitu sila " Persatuan indonesia"
Dalam menjunjung tinggi nialai-nilai persatuan indonesia, setiap warga Negara harus mempertahankan keutuhan dan kekokohan Negara indonesia. Negara indonesia memiliki berbagai keanekaragaman ( ke-Bhineka Tunggal Ika-an) dari segi agama, ras, budaya, suku,dan sebagainya yang harus ditempatkan secara proporsional. Oleh karena itu, jika terjadi masalah atau konflik kepentingan,sudah seharusnya kepentingan bangsa dan Negara diletakkan diatas kepentingan pribadi,kelompok dan golongan/daerah. Berikut ini adalah sikap positif yang harus dilakukan terhadap nilai-nilai " Persatuan Indonesia" dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu sebagai berikut:
a. Mencintai tanah air dan bangga terhadap bangsa dan Negara Indonesia;
b. Mengembangkan persatuan indonesia atas dasar bhineka tunggal ika; Sanggup dan rela berkorban terhadap bangsa dan Negara jika suatu saat diperlukan;
c. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Sikap positif terhadap sila keempat, yaitu sila " Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan"
Nilai-nilai permusyawaratan/perwakilan mengandung makna bahwa hendaknya kita dalam bersikap dan bertingkah laku menghormati dan mengedepankan kedaulatan Negara sebagai perwujudan kehendak seluruh rakyat indonesai. Karena rakyatlah yang sesungguhnya memilikai kedaulatan atau kedudukan terhormat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sikap positif terhadap nilai-nilai sila " Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam V/ permusyawaratan/perwakilan" dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu:
a. Mengakui bahwa setiap warga Negara indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
b. Menghormati pendapat orang lain dengan tidak melakukan tindakan intimidasi dan anarkisme terhadap orang atau barang milik orang lain yang tidak sependapat dengan kita;
c. Mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama;
d. Memberi kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah dipilih untuk melaksanakan musyawarah dan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, dan /lain sebagainya.
5. Sikap positif terhadap sila kelima, yaitu sila " Keadilan social bagi seluruh rakyat /indonesia"
Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, ' diharapkan kesejahteraan lahir dan batin yang berkeadilan sosisal bagi seluruh rakyat indonesia dapat terwujud. Kesejahteraan ini harus dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan merata diseluruh daerah. Sikap positif terhadap niali-nilai pancasila sila " Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia" yaitu sebagai berikut:
a. Suka bekerja keras dalam memecahkan atau mencari jalan keluar atas masalah-masalh pribadi,masyarakat, bangsa dan Negara;
b. Mengembangkan sikap gotong-royong dan kekeluargaan dengan lingkungan masyarakat sekitar;
c. Tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan orang lain / umum, seperti mencoret-coret tembok/pagar sekolah atau orang lain, merusak sarana dan prasarana sekolah / umum, dan sebagainya;
d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial malalui karya nyata, seperti melatih tenaga produktif dan terampil dalam bidang teknologi tepat guna, perbengkelan, pembuatan pupuk kompos, dan lain sebagainya.
KESIMPULAN
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
Pancasila memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat diantaranya Nilai yaitu sesuatu realitas abstrak ada dalam kehidupan manusia, Nilai memiliki sifat normatif, dan nilai berfungsi sebagai daya dorong / motivator.
Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar pancasila tersebut adalah nilai Katuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.