KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur ditujukan kepada Allah SWT, yang telah menerangi segala hati hambanya yang taqwa dengan nur (cahaya) yang mendekatkan kepada-Nya.
Sholawat serta salam saya sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menetapkan segaal kebenaran atas segala kaedah, azas dan pokok-pokok agama, sholawat serta salam atas keluarga beliau, para sahabat dan para pengikut-pengikut rasul yang menyempurnakan rasa kesatuan keagamaan dengan ikatan yang kuat dengan iman yang kokoh.
Selanjutnya, saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kesalahan baik untuk penulisan maupun penyusunan dari segi materi yang saya sajikan. Namun, dari itulah saya butuh kritik serta saran dari pihak pembaca sebagai motivasi saya dengan penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik.
Dengan tersusunnya makalah ini, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya, atas dorongan, masukan serta bimbingan dari dosen pembimbing, dan saya sebagai penyusun berharap dan berdo’a mudah-mudahan makalah yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
(HARTATI)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Definisi Organisasi Sosial 2
2.2. Ciri-ciri Organisasi Sosial 3
2.3. Tipe-tipe Organisasi Sosial 5
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makalah ini saya susun sebagaimana mestinya untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sosiologi Pendidikan” di semester VI STIT-MU Gumawang. Dan makalah ini saya ambil dari berbagai sumebr/buku yang senantiasa saya rangkum menjadi sebuah makalah guna untuk prestasikan atau dididkusikan bersama teman-teman.
1.2. Rumusan Masalah
Makalah yang saya buat ini terdapat batasan-batasan tertentu dan saya hanya membahas tentang :
a. Definisi Organisasi Sosial
b. Ciri-ciri Organisasi Sosial
c. Tipe-tipe Organisasi Sosial
1.3. Tujuan
Tujuan saya mengambil judul ini, supaya kita dapat mengerti apa arti dari organisas itu sendiri, karena organisasi itu sangat penting bagi kehidupan kita. Dan harapan saya makalah ini dapat menambah wawasan / pengetahuan bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi adalah sekelompok manusia yang berkumpul dalam suatu wadah yang mempunya tujuan yang sama dan bekerjasama untuk mencapai tujuan itu.
Fungsi atau tujuan organisasi sebagai berikut:
1. Untuk memecahkan masalah kesepian / kebingungan jiwa.
2. Untuk memecahkan masalah kesulitan dalam belajar
3. Untuk memenuhi keinginan demi meningkatkan kesejahteraan keluarga.
4. Untuk meningkatkan karie jabatannya.
Hick dan Gullett (1975), menyatakan bahwa pengorganisasian adalah proses dimana struktur organisasi diciptakan dipelihara, untuk mencapai organisasi, pengelompokkan kegiatan tersebut berdasarkan pola yang rasional, dan menugaskan kegiatan yang telah dikelompokkan ini, pada suatu kedudukan, jabatan/ orang.
2.1. Definisi Organisasi Sosial
Istilah organisasi secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu kesatuan orang-orang yang tersusun dengan teratur berdasarkan pembagian tugas tertentu. Istilah sosial berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam masyarakat. Organisasi sosial yang merupakan gabungan dari kedua istilah tersebut hubungan antar manusia yang terjadi dalam masyarakat, dimana hubungan tersebut merupakan suatu kesatuan yang teratur.
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi msayarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Mengenai pengaturan daripada tata-hubungan antar anggotanya yang ingin mengadakan hidup bersama dalam suatu organisasi, menurut J.O. Hortzler (1946) memerlukan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut:
1. Harus ada ukuran yang tetap dalam tata-hubungan sosial yang dapat diterima oleh anggota-anggota kelompok (organisasi).
2. Harus ada kekuasaan atau otoritas yang mempunyai daya paksa dalam melaksanakan tata-hubungan sosial.
3. Adanya pengaturan dan penyusunan individu-individu dalam kelompok-kelompok dan lapisan sosial tertentu yang menggambarkan adanya koordinasi dan sub-ordinasi.
4. Anggota-anggota yang hidup dalam berbagai bidang, dapat hidup dalam suasana harmoni, yang saling memberi kepuasan.
5. Adanya tingkah laku yang telah merupakan standar itu disalurkan atau dipaksakan dengan mekanisme tekanan-tekanan sosial, menjadi suatu pola yang merupakan bagi tingkah laku manusia.
2.2. Ciri-ciri Organisasi Sosial
Sebagai pedoman agar dapat lebih mudha untuk memahami ruang lingkup kajian dari organisasi sosial itu, maka perlu diketahui beberapa ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
1. Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) jelas. Artinya dalam organisasi sosial terdapat tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan kepentingan bersama. Organisasi sosial ini dapat mempunyai lebih dari satu tujuan atau beberapa tujuan, karena ia diciptakan harus dapat memenuhi berbagai kepentingan anggota-anggotanya yang senantiasa berubah dan berkembang.
2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi pada umumnya selalu mempunyai identitas yang jelas, biasanya bersifat kolektif dan disesuaikan dengan unsur-unsur informasi mengenai organisasi, tujuan khusus dari pembentukan organisasi, tempat organisasi dan sebagainya. Bisa juga identitas ini berupa kartu keluarga, akan tetapi sifatnya tidak kolektif.
3. Formal membership, status dan role. Menurut Wila Huky biasanya suatu organisasi menetapkan para anggotanya secara formal. Penjabaran tugas biasanya dinyatakan secara tertulis dan terperinci untuk menghindari tugas dan tanggung jawba yang tumpang tindih (overlapping).
Dalam kenyataannya Huky mengatakan, bahwa ada beberapa aspek yang berhubungan dengan keanggotaan suatu organisasi, yaitu :
a. Keanggotaan sukarela, biasanya didorong oleh minat khusus individu.
b. Keanggotaan diperoleh setelah memenuhi kualifikasi dan persyaratan minimal lainnya, seperti jenis kelamin, berat badan, minat dan sebagainya.
c. Keanggotannya yang disertai dengan pemberian hak istimewa serta keuntungan-keuntungan tertentu. Setiap anggota dituntut secara ketat untuk memenuhi semua kewajiban yang dibebankan serta taat kepada aturan-aturan yang dirumuskan secara terperinci.
Menurut Berelson dan Steiner (1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
3. Besarnya dan kompleksnya, dalam hal ini pada umumbnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antara anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksitensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
2.3. Tipe-Tipe Organisasi Sosial
Secara garis besar organisasi sosial dapat dibedakan atas dua macam/tipe, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.
1. Organisasi formal
Organisasi formal adalah organisasi, dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan menurut ketentuan resmi (formal). Organisasi-organisasi formal pada umumnya ditandai oleh adanya pembatasan kewenangan dan tanggung jawab secara tegas sesuai dengan peraturan-peraturan sebagai pedoman kerjanya.
Status tersebut dapat dibedakan atas dua macam, yaitu status fungsional dan status struktural. Yang dimaksud dengan status fungsional, yaitu status yang diberikan dan dilaksanakan atas dasar keahlian (teknis) yang dimiliki seseorang. Misalnya, seorang sarjana, hukum akan diragukan keahliannya dibidang medis, kita akan meragukan nasihat tentang astronomi yang diberika oleh seorang juru masak.
Sedangkan yang dimaksud dengan status struktural adalah status yang berkaitan erat dengan posisi seseorang dalam lapisan organisasi, dan atas dasar posisinya itu maka perintah-perinta yang diberikan kepada para bawahannya haurs dipatuhi.
Ciri pokok dari organisasi formal, yaitu :
1. Pola komunitas relatif mapan;
2. Disiplin kerja diatur secara formal;
3. Pengoraganisasian jelas;
4. Ada kekhususan keahlian;
5. Tujuan terencana dengan jelas
2. Organisasi informal
Organisasi informal adalah organisasi, dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan atas dasar hubungan pribadi dengan struktur informal dan tidak ditentukan menurut ketentuan resmo (formal). Organiasi-organisasi informal pada umumnya ditandai oleh adanya pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab tidak tergantung dan tidak perpengaruh oleh jabatan struktural.
Adapun ciri-ciri umum dari organisasi informal, adalah sebagai berikut :
1. Proses pembentukan didasarkan pada kepentingan bersama;
2. Hubungan informal;
3. Jumlah anggota relatif kecil;
4. Adanya kegemaran yang relatif sama di luar organisasi;
5. Disiplin kerja didasarkan pada kesadaran priabdi
DAFTAR PUSTAKA
• Sosiologi, Skematika. Teori dan Terapan Abul Syani, Diterbitkan oleh PT. Buki Aksara. Jl. Sawo Raya No.18. Jakarta 13220.
• Sosiologi Pendidikan. Suatu Analisis Sosiologi Tentang Berbagai Problem Pendidikan, Drs. Ary.H. Gunawan
• http: //.id.wikipedia.org/wiki/organisasi sosial.