KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur ditujukan semata-mata kepada Allah pencipta dan pemeliharaan seluruh alam yang telah memerangi hati hambanya yang takwa dengan cahaya dengan cahaya yang mendekatkan kepada-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Ilmu Jiwa Belajar” dengan baik.
Sholawat serta salam tetap tersanjungkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang sama beliaulah yang membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah yakni agama Islam.
Dengan selesainya tugas ini, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang ajaran agama Islam. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu kami masih kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini agar kedepannya lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pembinaan Moral dan Agama Bagi Generasi Muda 2
a. Masalah kehidupan moral dan agama generasi muda dewasa ini 2
b. Bahaya yang mungkin terjadi 3
c. Cara menghadapi masalah itu 4
d. Peranan wanita dalam pembinaan moral dan agama generasi muda dewasa ini 5
BAB III PENUTUP 7
A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam pembinaan generasi muda itu, peranan wanita sangat penting, karena pembinaan itu berarti pembinaan segala aspek dari kehidupan mereka, terutama pembinaan pribadi yang mulai sejak di anak lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Di samping itu perlu kita sadari bahwa pembinaan pribadi dan moral itu terjadi melalui semua segi pengalaman hidup, baik melalui penglihatan pendengaran dan pengalaman atau perlakuan yang diterimanya.
2. Rumusan Masalah
a. Kenapa kehidupan moral di negenerasi muda tidak dapat dipisahkan dari keyakinan beragama ?
b. Apakah penyebab bahaya yang mungkin terjadi digenerasi muda ?
c. Kenapa peranan wanita dalam pembinaan moral dan agama generasi muda dewasa ini sangat diperhitungkan ?
3. Tujuan Masalah
1. Karena kehidupan moral digenerasi muda kalau dipisahkan dari aturan beragama akan menyebabkan kehancuran dan ahlak di generasi muda menjadi buruk.
2. Sebab kehidupan moral dan agama dibiarkan saja menjalar dan mempengaruhi generasi muda.
3. Karena nilai-nilai moral dan agama yang akan menjadi pengendali dan pengaruh dalam kehidupan manusia, apalagi dalam peranan wanita dalam pembinaan generasi muda.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBINAAN MORAL DAN AGAMA BAGI GENERASI MUDA
Kehidupan moral tidak dapat dipisahkan dari keyakinan beragama. Karena nilai-nilai moral yang tegas, pasti dan tetap, tidak berubah karena keadaan, tempat dan waktu, adalah nilai yang bersumber kepada agama. Karena itu dalam pembinaan generasi muda, perlulah kehidupan moral dan agama itu sejalan dan emndapat perhatian yang serius.
a. Masalah kehidupan moral dan agama Generasi Muda dewasa ini
Generasi muda dalam arti yang luas, mencakup umur anak dan remaja, mulai dari lahir sampai mencapai kematangan dari segala segi (jasmani, rohani, sosial, budaya dan ekonomi). Mung-kin dalam arti sempit atau yang populer dalam pandangan masya-rakat ramai Generasi Muda adalah masa muda (remaja dan awal masa dewasa). Untuk kepentingan perasaan ini saya akan meng-gunakan Generasi Muda dalam artinya yang luas, karena pembi¬naan kehidupan moral dan agama itu dimulai sejak si anak lahir, sampai mencapai kematangan pribadi, yaitu sampai akhir masa remaja dan permulaan masa dewasa.
Masalah pokok yang sangat menonjol dewasa ini, adalah kaburnya nilai-nilai di mata generasi muda. Mereka dihadapkan kepada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral, yang menyebabkan mereka bingung untuk memilih mana yang baik untuk mereka. Hal ini tampak jelas pada mereka yang sedang berada pada usia remaja, terutama pada mereka yang hidup di kota-kota besar Indonesia, yang mencoba mengembangkan diri ke arah kehidupan yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk aneka ragam kebudayaan asing yang masuk seolah-olah tanpa saringan.
Sikap orang dewasa yang mengejar kemajuan lahiriyah tanpa mengindahkan nilai-nilai moral yang bersumber kepada agama yang dianutnya, menyebabkan generasi muda kebingungan bergaul karena apa yang dipelajarinya di sekolah bertentangan dengan apa yang dialaminya dalam masyarakat, bahkan mungkin bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri di rumah.
Kontradiksi yang terdapat dalam kehidupan generasi muda itu, menghambat pembinaan moralnya. Karena pembinaan moral itu terjalin dalam pembinaan pribadinya. Apabila faktor-faktor dan unsur-unsur yang membina itu bertentangan antara satu sama lain, maka akan goncanglah jiwa yang dibina terutama mereka yang sedang mengalami pertumbuhan dan perubahan cepat, yaitu pada usia remaja.
Kegoncangan jiwa, akibat kehilangan pegangan itu telah menimbulkan berbagai ekses, misalnya kenakalan remaja, penyalah gunaan narkotika, dan sebagainya. Pengalaman guru dalam menghadapi remaja yang oleh orang tua atau gurunya dianggap nakal (memang kelakuannya nakal, misalnya tidak mau belajar, menentang orang tua, mengganggu keamanan, merusak dan sebagainya dan mereka yang telah menjadi korban dari penyalah gunaan narkotika, terasa sekali bahwa yang terjadi sebenarnya adalah kegoncangan jiwa akibat tidak adanya pegangan dalam hidupnya. Nilai-nilai moral yang akan diambilnya menjadi pegangan, terasa kabur, terutama mereka yang hidup di kota besar dari keluarga yang kurang mengin¬dahkan ajaran agama dan tidak memperhatikan pendidikan agama bagi anak-anaknya.
b. Bahaya yang mungkin terjadi.
Seandainya keadaan itu dibiarkan berjalan dan berkembang, maka pembangunan bangsa kita akan terganggu, bahkan inungkin akan gagal. Karena tujuan pembangunan kita adalah untuk men-eapai kesejahteraan hidup yang seimbang antara kemakmuran lahiriyah dan kebahagiaan bathin, atau dengan kata lain, sifat pembangunan negara kita adalah pembangunan yang seimbang antara jasmani dan rohani, antara materiil dan spirituil antara kehidupan dunia dan akhirat.
Secara nasional bahayanya adalah menghambat tercapainya tujuan pembangunan dan secara pribadi atau masing-masing anggota masyarakat, mereka akan kehilangan kebahagiaan.Coba bayangkan, bagaimana perasaan orang tua, ketika melihat anaknya malas belajar, suka melawan, menentang dan nakal atau terganggu jiwa, tidakkah mereka akan sedih ?
Disamping itu remaja sendiri merasa hari depannya kabur, yang biasa mereka sebut dengan masa depan yang suram, karena mereka tahu bahwa apa yang terjadi pada diri mereka itu adalah yang merugikan, tapi mereka tidak mampu mencari jalan keluarnya, lalu mereka mengatasi perasaan yang tidak mcnycnangkan itu dengan mencari obat penenang yaitu mencari narkotika atau kelakuan nakal.
Pendek kata, dari manapun juga kita lihat bahaya yang mungkin terjadi dan meluas apabila kehidupan moral dan agama dalam masyarakat dibiarkan saja menjalar dan mempengaruhi generasi muda kita.
c. Cara menghadapi masalah itu.
Untuk mengatasi masalah yang cukup membahayakan itu, berbagai usaha harus dilakukan antara lain :
1. Perlu mengadakan saringan atau seleksi terhadap kebudayaan asing yang masuk, agar unsur-unsur yang negatif dapat dihindarkan.
2. Agar pendidikan agama, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat diintensifkan, supaya kehidupan beragama dapat terjamin dan selanjutnya nilai-nilai moral yang baik dapat menjadi bagian dari pribadi bangsa kita. Nilai-nilai moral yang pasti, yang terdapat dalam ajaran agama itu akan membantu setiap pribadi untuk mendapat ketenangan jiwa, sehingga kegairahan untuk membangun itu ada.
3. Agar diadakan pendidikan khusus untuk orang dewasa dalam bidang kesehatan jiwa, supaya mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menghadapi kegoncangan jiwa, atau untuk menghindari terjadinya kegoncangan jiwa serta ter-ciptanya ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya sehari-hari di rumah dan dalam masyarakat.
4. Perlu adanya biro-biro konsultasi, untuk membantu orang-orang yang memerlukannya, baik untuk anak dan remaja, maupun untuk orang dewasa.
5. Dalam kegiatan pembinaan itu sebaiknya Pemerintah dengan wewenang yang ada padanya mengambil tindakan dan langkah-langkah yang tegas dengan mengikuti sertakan semua lembaga, para ulama dan pemimpin masyarakat.
d. Peranan wanita dalam pembinaan moral dan agama generasi muda dewasa ini.
Peranan wanita dalam pembinaan generasi muda pada umumnya dan kehidupan moral dan agama khususnya, sangat penting. Karena pembinaan kehidupan moral dan agama itu lebih banyak terjadi melalui pengalaman hidup dari pada pendidikan formil dan pengajaran, karena nilai-nilai moral dan agama yang akan menjadi pengendali dan pengaruh dalam kehidupan manusia itu adalah nilai-nilai yang masuk dan terjalin ke dalam pribadinya. Semakin cepat nilai-nilai itu masuk ke dalam pembinaan pribadi, akan semakin kuat tertanamnya dan semakin besar pengaruhnya dalam pengendalian tingkah laku dan pembentukan sikap pada khususnya.
Pengalaman hidup pada tahun-tahun pertama dari umur si anak lebih banyak diperolehnya dalam rumah tangga, baik yang dirasakannya langsung dari perlakuan orang tuanya, maupun dari suasana hubungan antara ibu-bapak dan saudara-saudaranya. Pengalaman hidup di rumah itu, merupakan pendidikan yang terjadi secara tidak formil dan sengaja, tapi ia merupakan dasar dari pembinaan pribadi, secara keseluruhan, termasuk moral dan agama.
Jika kita kembali kepada peranan wanita dalam pembinaan generasi muda tadi, akan tampaklah bahwa wanita mempunyai fungsi yang sangat pcnting, karena wanita masuk ke dalam segala segi kehidupan generasi muda. Sebagai ibu, wanita mempunyai fungsi sebagai pembina pertama bagi pribadi anaknya, pendidikan dan perlakuannya menentukan kesehatan jiwa anaknya di kemudian hari, kehidupan keluarga yang tercermin dalam hubungan suami isteri dan sikap mental serta kehidupan moral dan agama si ibu merupakan contoh-teladan yang akan menjadi bahan unsur yang diserap oleh anak dalam pribadinya nanti.
Dalam sekolah dan masyarakat luas, wanita juga memegang peranan yang cukup penting, karena guru wanita cukup banyak di sekolah dan anggota masyarakat yang wanita barangkali lebih banyak daripada laki-laki. Barangkali tidaklah berlebih-lebihan, jika kita katakan bahwa moral masyarakat, lebih banyak tergantung kepada wanita. Andaikata semua wanita baik, maka dengan sendirinya laki-laki akan terpaksa menjadi baik, dan jika wanita tidak baik, akan mudah mempengaruhi laki-laki, terutama yang kurang pembinaan moral dan agamanya, akan terjadilah selanjutnya masyarakat yang kurang baik.
Apabila keadaan masyarakat tidak baik, atau moralnya rusak dan keyakinan yang diperlukan untuk pertumbuhan pribadinya goyah, maka kebingungan itulah yang memudahkan terperosoknya generasi muda, terutama yang remaja, jatuh kepada kerusakan moral yang tampak dalam gejala-gejala kenakalan remaja dan penyalah gunaan narkotika disamping kelesuan atau kehilangan semangat untuk membina diri dan hari depannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kami sebagai penyusun, menyimpulkan yaitu :
1. Generasi muda dalam arti yang luas mencakup umur anak dan remaja, mulai dari lahir sampai mencapai kematangan dari segala segi (jasmani, rohani, sosial, budaya dan ekonomi), karena pembinaan kehidupan moral dan agama itu dimulai sejak si anak lahir sampai mencapai kematangan pribadi yaitu masa remaja dan dewasa.
2. Dalam kegiatan pembinaan itu sebaiknya pemerintahan dengan wewenang yang ada padanya mengambil tindakan dan langkah-langkah yang tegas dengan mengikut sertakan semua lembaga.
3. Peranan wanita dalam pembinaan generasi muda secara umum, terutama dalam kehidupan moral dan agama sangat penting.
B. Saran
1. Diharapkan generasi muda dapat menjaga moral untuk kemajuan bangsa.
2. Dengan mengambil langkah-langkah positif ke arah pembinaan kehidupan moral dan ajaran secara sungguh-sungguh, mudah-mudahan dapat terselamatkan generasi muda kita dari kehancuran dan cita-cita kita dapat tercapai.
3. Wanita perlu menjaga moral terutama di kehidupan beragama dan bermasyarakat.