KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah sejarah tentang “Revolusi Industri”.
Sesuai dengan judul yang telah disebutkan di atas dalam penulisan ini memaparkan mengenai peristiwa revolusi industri , dampak revolusi industri, serta materi-materi lain yang berkaitan dengan topik tersebut.
Tujuan dari penulisan makalah ini, selain untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah, juga saya lakukan sebagai bahan pembelajaran saya bersama siswa lain.
Namun di samping itu, saya menyadari betul bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan. Dan untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya membangun dari para pembaca sekalian agar kekurangan dalam penelitian ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih sempurna untuk proses penambahan wawasan kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 1
1.3. Rumusan Masalah 2
1.4. Tujuan Penulisan 2
1.5. Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Tempat Pertama Kali Revolusi Industri Dilahirkan 3
2.2. Proses Revolusi Industri Terjadi 5
2.3. Dampak Yang Ditimbulkan oleh Revolusi Industri 10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Revolusi biasanya diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi secara cepat, perombakan, pembaharuan yang radikal, mengganti tatanan lama menjadi tatanan baru dari kehidupan masyarakat. Namun revolusi lebih sering diartikan orang sebagai suatu pemberontakan. Revolusi biasanya didahului oleh adanya evolusi melalui proses yang cukup matang. Meskipun antara revolusi dan evolusi memiliki pengertian yang berbeda namun antara keduanya sulit dipisahkan.
Revolusi sering juga dilukiskan sebagai suatu perubahan mendasar yang dapat berakibat mempengaruhi pola pikir masyarakat atau rakyat, kehidupan, dan cara-cara menata pemerintahan. Revolusi industri memicu tibulnya berbagai peristiwa yang menjadikan manusia mengerti arti human nature dan lingkungan masyarakat.
Terjadi berbagai perubahan dalam industri barang-barang dan dalam perdagangan selama tahun 1700 yang mengantarkan pada peristiwa revolusi. Revolusi industri menghasilkan cara-cara menggunakan metode-metode produksi dan pola-pola baru dalam kehidupan ekonomi. Pada revulusi industri, perubahan tidak hanya terjadi pada aspek industri, namun juga mengubah kehidupan masyarakat di berbagai aspeknya. Revolusi industri diwarnai oleh berbagai perubahan. Perubahan cara kerja yang radikal dari penggunaan tenaga manusia menjadi cara kerja dengan tenaga mesin yang bekerja secara mekanis. Dengan ini dimulailah zaman mesin yang memberi sumbangan positif maupun negatif bagi masyarakat.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah revolusi industri dan segala yang dihasilkan dari revolusi industri ini dari tahun 1700 sampai pada tahun 1900.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.3.1. Dimana revolusi industri pertama kali dilahirkan?
1.3.2. Bagaimana proses revolusi industri terjadi?
1.3.3. Apa saja akibat yang ditimbulkan oleh revolusi industri?
1.4 Tujuan Penulisan
Penulisan ini memilki tujuan sebagai berikut:
1.4.1 Kita bisa mengetahui tempat pertama kali revolusi industri dilahirkan.
1.4.2. Mengatahui bagaimana proses revolusi industri terjadi.
1.4.3. Mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh revolusi industri.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah revolusi industri 1700-1900 memberi pemahaman yang lebih kapada semua pembaca. Dimulai dari kelahiran revolusi industri, proses terjadinya revolusi industri sampai pada akibat-akibat yang ditimbulkan oleh revolusi industri itu sendiri.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah:
1.5.1. Sebagai salah satu tugas mata pelajaran Sejarah.
1.5.2. Sebagai salah satu kajian dalam matapelajaran Sejarah.
1.5.3. Menambah pemahaman dan cakrawala berfikir bagi penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tempat Pertama Kali Revolusi Industri Dilahirkan
Untuk mengetahui mengapa Revolusi Industri terjadi di Inggris dan bukan terjadi di tempat lain, yang perlu kita ketahui adalah syarat-syarat yang dapat menimbulkan revolusi industri itu, pendapatan-pendapatan yang merupakan langkah penting dalam perkembangannya dan akibat pentind dari revolusi itu. Ada beberapa faktor yang mendorong revolusi industri terjadi di Inggris, yakni sebagai berikut:
2.1.1 Faktor Geografis
Letak geografis Inggris yang bersebelahan dengan samudra Atlantik memberikan banyak keuntungan bagi negara ini dan biasanya disebut sebagai “samudra dunia” pada masa itu. Pergeseran pusat kegiatan ekonomi dari Laut Tengah ke daerah pesisir Samudra Atlantik, ke negara Inggris dan Belanda. Pergeseran ini disebabkan karena penemuan jalan menuju benua Amerika dan timbulnya Kerajaan Turki-Islam dibagian timur Laut Tengah. Akibatnya, sejak abad XVIII posisi Inggris yang terletak di Samudra Pasifik memperoleh banyak keuntungan dari segi ekonomi, industri, dan perdagangan yang menyebabkan kemakmuran negara Inggris mulai meningkat karena keuntungan yang diperoleh.
2.1.2 Faktor Modal
Kemakmuran yang mulai nampak di Inggris pada abad XVIII mulai nampak dan menempatkan negara tersebut memiliki banyak uang (modal). Selain itu, perolehan modal yang melimpah ini juga didapatkan dari tanah jajahan, yakni: emas dari Benggala dan India. Emas yang mengalir dari tanah jajahan merupakan salah satu syarat yang diperlukan bagi pertumbuhan industri. Investasi modal digunakan untuk memperluas lalulintas jalan-jalan di Inggris yang belum dapat dikatakan baik (jalan berpasir, sempit, pada saat musim panas menjadi jalan yang berdebu dan dalam musim dingin menjadi semacam kubangan). Dan dari pihak swasta ada yang berinisiatif memperbaiki jalan-jalan namun dengan memungut cukai jika orang memakai jalan tersebut.
Tampilnya kaum borjuis merupakan kesempatan yang baik untuk mendapatkan banyak keuntungan. Dengan cara harus meninggalkan cara-cara lama yang tidak memadai maka dicarilah cara-cara baru sebagai uapaya untuk meningkatkan usahanya. Misalnya ketika para pemilik pengecor besi mengetahui bahwa mereka tidak dapat melayani permintaan barang yang meningkat karena kekurangan bahan bakan pada masa itu karena masih mengguanakan bahan bakar kayu maka dicobalah pemakainan batu bara yang ternyata memiliki hasil lebih baik.
2.1.3. Faktor Sumber Daya Manusia
Inggris memiliki ilmuwan terkenal yang berhasil mendorong banyaknya penemuan dalam bidang fisika dan teknologi terapan seperti yang ditemukan oleh Thomas Newcomen (1663-1792), ia disebut sebagai penemu pertama mesin uap yang dapat dipakai. Mesin tertua ini hanya dapat dipakai naik turun saja dan dapat digunakan untuk pompa tambang. James Watt orang yang berjasa sebagai pembuka jalan bagi modernisasi pertambangan (1736-1819), penemuan mesin yang ditemukan oleh Thomas Newcomen kemudian disempurnakan oleh James Watt ketika orang mulai tertarik untuk menggali tambang dengan arang batu dan besi, gerak turun naik dijadikan gerak putar hingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan. James Hargreaves dikenal sebagai penemu mesin pintal (...-1778), Richard Arkwright dikenal sebagai penemu mesin tenun(1732-1792), Elie Whitney penemu cotton gin yakni alat yang dapat mengeluarkan biji dari serabut kapas (1765-1825), dan George Stephenson dikenal sebagai pemnbuat lokomotif dan pada tahun1830, ia berhasil mengendarai besi pertama antara Liverpool dan Manchester dengan kecepatan antara 19-46 km/jam(1781-1840).
Sumber daya manusia ini merupakan salah satu komponen yang penting didalam revolusi industri.
2.1.4 Faktor Sumber Daya Alam
Inggris memiliki sejumlah potensi daya alam yang menunjang, seperti: besi dan batu bara yang jumlahnya sangat melimpah, disamping tersedianya bahan mentah. Tersedianya sumber bahan mentah ini sebagian didapatkan dari tanah-tanah jajahan yang kemudian diolah menjadi barang jadi oleh mesin-mesin itu. Inggris memiliki armada laut yang sangat tangguh dan armada niaganya sangat besar yang menjamin pengangkutan bahan-bahan mentah dan barang-barang jadi ke dan dari pelabuhan-pelabuhan Inggris dengan lancar dan aman. Para buruhpun tersedia dalam jumlah besar diperuntukkan guna melayani mesin-mesin baru. Tenaga-tenaga buruh itu didapat dari bekas petani kecil korban revolusi Agraria dan banyak juga yang diperoleh dari orang-orang pencari kerja yang dahulu mendapat nafkah dari industri rumah tangga yang tidak mampu bersaing dengan industri-industri besar yang mulai bermunculan.
2.2 Proses Revolusi Industri Terjadi
Revolusi industri ini ditandai dengan adanya perubahan ekonomi dan teknik yang terjadi di Inggris pada abad XVIII dan XIX. Untuk membahas terjadinya revolusi industri kita terlebih dahulu membahas berbagai masalah yang medahului terjadinya revolusi, seperti Revolusi Agraria, Pertekstilan, Transportasi, dan Industri Besi dan Baja.
2.2.1. Revolusi Agraria
Faktor penting dalam revolusi industri adalah terjadinya perubahan-perubahan dalam bidang pertanian yang kemudian disebut sebagai revolusi agraria. Sitem pembagian tanah untuk tujuan penggrapan yang berlangsung dan merupakan warisan feodal abad pertengahan tidak dapat dipertahankan lagi, lebih-lebih pada awal abad XVIII mulai terasa terjadinya pertambahan penduduk. Sistem manor yang menempatkan kedudukan lord dan petani, corak ekonomi rumah tangga alam yang harus memenuhi kebutuhan sendiri secara lambat laun mulai berubah kearah perdagangan pertanian menuju pada sasaran hasil panen untuk kepentingan pasar.
Pada pertengahan abad XVIII terjadi gerakan pemagaran yang dianggap sebagai gerkan revolusi Agraria di Inggris. Pera pemilik tanah memiliki keinginan untuk meningkatkan hasil pertanian dan pertenakan dengan metode-metode baru yang ditemukan oleh Jethro Tull, Lord Charles Townshend, dan Robert Bakewell.
Sistem pemagaran dan ladang tertutup ini sangat menguntungkan bagi pemilik tanah yang sebagai petani besar mengelola ladangnya sendiri namun sangat tidak menguntungkan bagi golongan petani kecil yang pada akhirnya mereka terpaksa menjual tanahnya kepada petani besar. Dengan demikian mereka menjadi orang-orang yang tidak memiliki tanah dan untuk mencari nafkah mereka menjadi buruh di usaha-usaha pertanian besar ataupun pabrik-pabrik yang sudah banyak mulai bermunculan. Meskipun sistem pemagaran dan ladang tertutup ini memberikan dampak negatif pada para petani kecil, tetapi dilihat dari kepentingan bangsa Inggris secara keseluruhan, sistem ini merupakan suatu keharusan. Berkat sistem ini produksi pertanian dan peternakan dapat ditingkatkan. Peningkatan ini sangat perlu mengingat terjadinya peningkatan jumlah penduduk di Inggris. Dari pertengahan hingga akhir abad XVIII penduduk Inggris dan Wales meningkat dari 6 juta menjadi 9 juta, dan seabad kemudian bahkan meningkat menjadi 36 juta jiwa.
Revolusi Agraria telah menempatkan metode baru di bidang pertanian sehingga mendorong lebih cepatnya hasil-hasil pertanian seiring dengan laju pertambahan penduduk pada masa itu. Akibat Revolusi Agraria telah ditemukan tehnik unsur kimia untuk pertanian yang diciptakan oleh Von Liebig, seorang sarjana kimia bangsa Jerman (1840) yaitu melalui pemupukan yang mengandung unsur-unsur kimia, tanah bisa menjadi lebih subur dan banyak menghasilkan tanaman-tanaman pangan.
2.2.2. Revolusi Pertekstilan
Setelah tahun 1500 beberapa penemu alat pintal berhasil. Pemakaian cara kerja mesin pintal dan tenun mendorong terjadinya Revolusi Pertekstilan. Dapat kita katakan bahwa Revolusi Pertekstilan merupakan awal Revolusi Industri. Alat untuk memisahkan biji-biji kapas yang masih terbuat dari kayu membutuhkan banyak tenaga manusia dan hal ini dinilai tidak efisien mengingat kebutuhan sandang sejak Abad XVIII di Eropa mulai meningkat. Seperti kita ketahui bahwa pada masa itu sumber bahan mentah kapas (tree wool) diimpor dari dunia timur dan proses pembuatan bahan sandang masih manual termasuk pembuatan kain wool. John Kay of Bury (d.1764) telah menemukan pengganti perkakas tenun manual dengan menggunakan mesin yang pertama. Penemuan alat ini mendorong percepatan cara kerja alat itu dalam memproses pembuatan kain. Dalam tahun 1700, produksi tekstil terbesar dan terkenal adalah Inggris. Akibat uang melimpah, orang-orang dapat menanam modalnya dalam pemakaian mesin baru. Penemuan masin-mesin baru ini mendorong banyak didirikan pabrik-pabrik tekstil yang didirikan di tepi sungai-sungai deras karena daya pengeraknya adalah air bukan lagi manusia. Namun setelah menggunakan tenaga uap, pabrik-pabrik dapat didirikan dimanapun.
Penggatian dari tenaga manusia ke tenaga mesin yang bersifat mekanis, tidak terlepas dari pertumbuhan penduduk Eropa yang meningkat. Daerah-daerah koloni Inggris khususnya di Amerika Utara sangat membutuhkan sandang dan untuk mencukupi hal tersebut, jumlah produksi harus ditingkatkan secara cepat melalui penggunaan mesin. James Hargreave, Richard Arkwright, dan Elie Whitney merupakan para penemu mesin baru dan berjasa menemukan cotton gin yaitu mesin pemisah biji kapas dan memudahkan kapas tampak lebih putih. Sejak digunakan cotton gin dalam waktu sehari menghasilkan ratusan pound kapas bersih dan produksi kapas di Amerika Serikat melonjak tajam dari 189.000 pound pada tahun1791 menjadi 2.000.000 pound dalam tahun 1860, dan patahun 1900 menjadi 5.000.000 pound.
Persaingan tekstil dari dunia Timur mendorong para pengusaha tekstil Inggris untuk merebut kembali pasarannya di dalam negeri maupun di Eropa dan harus dilakukan perubahan peningkatan produksi maupun kualias barang. Untuk memenuhi hal tersebut perlu diciptakan mesin-mesin alat produksi baru.
2.2.3. Revolusi Transportasi
Pertengahan Abad XVIII, pengangkutan barang dari satu tempat ke tampat lain sangat lamban dari pada zaman pemerintahan Roma 15 abad sebelumnya dikarenakan buruknya kondisi jalan-jalan. Jalan-jalan hampir tidak dapat dilalui pada musim dingin, dan kuda-kuda beban serta sapi-sapi penarik merupakan satu-satunya alat pengangkut yang dapat digunakan. Sebagian besar kehidupan ekonomi di Inggris terpusat di daerah-daerah bagian timur, selatan, dan disekitar kota London, dan pengangkutan barang lewat sungai-sungai dirasa sudah mencukupi mengakibatkan belum adanya penanganan yang serius untuk memperbaiki jalur perhubungan sampai pada pertengahan abad ini.
Sarana transportasi berupa jalan-jalan, jembatan-jembatan, dan alat angkutan harus disiapkan dengan baik baru disadari oleh Inggris sejak digunakannya batu bara sebagai bahan bakar pengecor besi dan pengerak mesin-mesin uap. Kehidupan ekonomi sebagian besar berubah ke utara karena pabrik-pabrik baru hampir semuanya berlokasi di utara agar dekat dengan tambang-tambang batu bara. Prasarana jalan amat penting untuk mengangkut bahan-bahan mentah serta keperluan-keperluan lainya ke pabrik-pabrik dan perkampungan-perkampungan industri. Hal ini mempermudah dan memperlancar pengangkutan barang-barang jadi dari daerah-daerah industri ke segala penjuru negeri bahkan kesegala penjuru dunia. Kaum industrialis mendesak pemerintahan agar jalan-jalan segera diperbaiki dan Parlemen memberikan respon positif dengan perusahaan dengan apa yang dinamakan Turnpike Acts yaitu undang-undang yang memberi wewenang kepada para tuan tanah dan usahawan yang berniat untuk membangun dan memelihara jalan-jalan serta memungut bayaran dari orang-orang yang menggunakan jalan tersebut. Dengan adanya undang-undang itu maka, dalam waktu yang tidak lama jaringan jalan-jalan yang agak bermutu telah dibangun di Inggris dibawah kekuasaan para pemegang Turnpike namun jalan-jalan itu masih sukar ditemui apalagi saat musim dingin.
Baru pada awal Abad XIX dapat dibagun jalan-jalan yang tahan terhadap segala cuaca setelah Telford dan John Mac Adam menemukan cara-cara ilmiah untuk membangun jalan. Sementara itu, jalan-jalan yang masih kurang baik dan pungutan yang dirasa memberatkan bagi pengguna mendorong Duke of Brigewater untuk mengali saluran-saluran yang dapat digunakan sebagai sarana angkutan air. Hal ini segera diikuti oleh pengusaha lain sehingga dalam waktu yang relatif singkatjaringan saluran yang silang menyilang didaratan Inggris telah meliputi ratusan mil.
Awal abad XIX dilakukan percobaan-percobaan dengan kapal-kapal yang digerakkan oleh tenaga mesin uap dengan hasil yang cukup memuaskan. Pada tahun 1820-an, kereta api pertama dicobakan dengan hasil yang memuaskan pula. George Stephenson (1781-1848) berhasil menemukan lokomotif yang digerakkan oleh tenaga uap dengan kecepatan 29 mil/jam dari daerah Liverpool ke Manchester mengalahkan kecepatan kereta uap sebelumnya yang memiliki kecepatan 5 mil/jam. Pemakaian transportasi dengan menggunakan lokomotif temuan Stepehenson ini mendorong para usahawan untuk memperluas jaringan kereta api di Inggris. Kereta api memiliki fungsi penting sebagai sarana darat karena tidak hanya untuk membawa para penumpang tetapi dapat juga digunakan untuk mengangkut barang. Maka, dibuatlah jalan-jalan kereta api di pusat-pusat industri seperti yang terdapat di Birmingham, Manchester, Leeds, dan Shaeffied, dan kemudian dihubungkan dengan setiap pelabuhan di London, Southampton, Plymouth, Bristol, dan Liverpool.
Penggunaan mesin uap pada transportasi berkembang dengan cepat dan membantu perkembangan industri di Inggris. Lebih banyak bahan mentah, bahan bakar, dan bahan keperluan lainnya dapat diangkut ke daerah-daerah industri, dan sebaliknya, banyak barang-barang jadi diangkut dan dipasarkan kemanapun di dunia dengan lebih cepat dan murah.
2.2.4. Revolusi Pengolahan Besi dan Batubara
Kebutuhan besi yang meningkat mempenggaruhi industri logam menjadi keperluan pokok sebab perdagangan dan industri yang semakin luas. Sebelum tahun 1760an, penambangan besi dilakukan secara manual melalui tungku-tungku sederhana dengan menggunakan arang kayu yang dinilai kurang efisien dan hasilnya juga kurang maksimal dikarenakan pembuatan barang dari besi belum melalui pemrosesan besi dalam tanur-tanur yang bersuhu tinggi. Sementara itu, batubara menjadi menjadi barang tambang penting selama abad XVIII. Orang pertama yang berhasil menemukan batu bara untuk bahan melebur besi adalah Abraham Darby (sekitar tahun1700) dipicu penggunaan kayu hutan sebagai bahan bakar sangat merugikan hutan di Inggris dan menjadi gundul. Melalui percobaan itu, Darby membandingkan bahwa penggunaan arang kayu tidaklah efisien dan menguntungkan jika dibanding dengan pemakaian biji batubara. Penggunaan biji batubara ini juga lebih murah serta dapat menghasilkan barang-barang yang terbuat dari besi dalam jumlah besar.
Penemuan Darby ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh dua insinyur mesin, yakni John Smeaton (1724-1792) dan Henry Cort (1740-1800). Dalam peleburan biji besi Darby menggunakan sumber tenaga air dengan komponen isi empat silinder dilengkapi dengan piston dan katup untuk mengerakkan roda air namun kedua insinyur itu menggunakan proses baru yaitu puddling (genangan air). Png-iron (besi tuang) ditempatkan kedalam reverberatory furnace (tungku yang bergema) kemudian dipanaskan dalam suhu tinggi sampai berubah menjadi tidak lagi mempunyai unsur karbon (decarbonized) yang berarti oksigennya terdapat dalam sirkulasi udara dalam tanur tersebut. Berkat penemuan ini produksi besi meningkat dari 48.000 ton pada tahun 1740 menjadi 8.000.000 pada tahun 1884 dan 7,517 puddling dioperasikan. Inggris dikenal sebagai negara penghasil besi dan baja yang berlimpah dan berkualitas tinggi dan mendapat julukan workshop of the world yaitu bengkel Eropa karena melimpahnya hasil industri besi dan juga menguasai pasar-pasar industri dunia di samping menjadi anutan dalam teknologi metal. Industrialisasi ini juga meluas ke kontinen, bahkan sampai Amerika Utara.
2.3 Dampak Yang Ditimbulkan oleh Revolusi Industri
Revolusi Industri tidak hanya memacu meningkatnya barang-barang produksi di Inggris namun juga dapat mengubah struktur sosial kemasyarakatan. Perubahan ini menyentuh berbagai aspek kehidupan sosial ekonomi, sistem politik, dan sistem kekuasaan.
Dampak yang pertama adalah dalam masalah ekonomi yang membawa akibat sosial yang mendalam. Yaitu terjadi perpindahan penduduk dari desa-desa ke daerah-daerah industri yang sebagian besar terletak di Inggris barat laut. Ditinjau dari aspek sosial, terjadinya perubahan struktur masyarakat. Sebelum lahirnya revolusi industrio masyarakat Inggris merupakan masyarakat feodal, raja beserta kaum bangsawan menempati strata teratas, sedangkan rakyat jelata yang terdiri dari petani kecil, buruh, pengrajin, dan sebagainya merupakan lapisan bawah. Setelah revolusi Industri muncul golongan baru, yaitu:
1. Golongan Aristokrat, kaum bangsawan yang meskipun masih terhormat namun
peran mereka dalam bidang ekonomi telah berkurang dan tersisih.
2. Golongan Borjuis atau kapitalis, kelompok baru yang muncul.
Mereka sebelumnya merupakan para tuan tanah yang mengalihkan usahanya ke bidang industri, sebagian lagi menjadi kaum pedagang yang memiliki modal besar dan para bankir. Golongan ini tidak menguasai sebagian besar ekonomi negara namun menguasai bidang politik melalui Majelis Rendah.
3. Golongan Menengah ini terdiri dari para pegawai, pedagang kecil
yang hidupnnya tidak tergantung pada pertanian.
4. Kaum Buruh Pabrik, jumlahnya semakin hari semakin besar. Mereka bernasib tidak baik, upah mereka sangat ditentukan oleh para majikan.
5.Petani Kecil, hidupnya semakin sulit karena peranan pertanian semakin merosot.
Dampak Revolusi Industri di bidang ekonomi. Berbagai pendirian pabrik sangat membutuhkan kapital. Hal ini memunculkan para pembisnis yang bertindak sebagai pengusaha. Para kapitalis membentuk usaha bersama, membentuk organisasi perdagangan (koporasi). Mereka menganut ekonomi liberal jadi menolak segala campur tangan negara dalam perusahaan, sebab dianggap sebagai paksaan gilda yang mereka anggap telah menjadi usang.
Muncul sistem kerja pabrik dan timbul apa yang dinamakan buruh pabrik. Kaum borjuis yang sebagian menjadi kaum industrialis semata-mata mencari dan memupuk kekayaan, mereka hanya memperhatikan hal-hal yang menurut mereka dapat memperbesar keuntungan. Dalam hal ini yang menjadi korban adalah kaum buruh karena mereka kawatir kehilangan sebagian keuntungannya jika memperhatikan dan mengusahakan kesejahteraan kaum pekerja. Tenaga murah sengaja dieksploitasi, para buruh dipaksa bekerja 10-18 jam sehari sesuai keinginan majikan. Para majikan yang telah menjadi kaya dan melihat negaranya menjadi kuat dan disegani berkat usaha mereka, tidak mengalami kesulitan dalam menemukan alasan-alasan mengapa kaum buruh sedemikian keadaanya. Mereka menentang usaha-usaha pemerintah untuk mencampuri dalam urusan-urusan ekonomi yang dapat dianggap merugikan kepentingan mereka. Kaum borjuis atau kapitalis memiliki slogan laissez faire (biarkan saja) keadaan ini bukan kesalahan siapapun, melainkan sudah merupakan akibat alamiah berlakunya hukum-hukum ekonomi, demikian pandangan kaum kapitalis.
Dampak dalam bidang ketenagaaan menjadikan posisi tenaga kerja buruh sebagai kelas yang tertindas. Mereka dikenal sebagai kelompok proletariat, bekerja di pabrik dan menerima upah yang terlalu murah, bekerja sangat lama, tidak ada jaminan sosial, serta hidupnya semakin sulit.
Revolusi industri juga menghasilkan kaum tehnokrat atau tehnisi yang memegang peranan penting dalam dunia industri. Karena tanpa kemahiran yang mereka miliki tentunya tidak ada pabrik yang dapat berjalan atau bahkan didirikan. Kaum tehnisi memperoleh penghargaan tinggi baik dalam arti materiil maupun status sosial namun mereka tidak ikut memainkan peran penting dalam gerakan sosial dan politik yang sedang dan akan terjadi.
Produksi mekanis juga menunjukkan dampak segi negatif. Selain menghasilkan kemakmuran, zaman mesin ini juga telah membawa bencana yang tidak terelakkan. Meskipun orang mencegah peraturan sosial mengenai upah rendah, kerja bagi wanita dan kanak-kanak, kerja malam dan perumahan yang buruk, tetapi disitu masih terdapat problem sosial, seperti berjejalnya penduduk di kota-kota, berkuasanya motif mencari untung, kerangnya hubungan kewargakotaan dan keagamaan. Selama periode industrialisasi, telah menunjjukkan kemajuan hasil industri yang sangat pesat di antara tahun1750-1850, produksi perkapita bertambah dua setengah kali. Kelas Atas dan kelas Menengah memperoleh keuntungan di antara kehidupan kaum pekerja yang miskin.
Proletariat industri tergantung dari perekonomian dunia dan mereka sangat dieksploitasi. Organisasi pabrik, kehidupan di pabrik, dan efisiensi tehnis tidak memperhitungkan kemanusiaan dan nilai-nilai pekerja sebagai manusia, maka akibatnya sebagai reaksi keras kerap kali timbul agitasi yang berkobar-kobar. Hubungan antara kapital dengan pekerja menimbulkan masalah sosial yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan philantropy. Pekerja mulai sadar akan kedudukannya dan menjadi semakin peka terhadap aturan perbaikan masyarakat.
Damapak negatif lain yang ditimbulkan adalah hancurnya tata nilai lama. Bagi mereka yang dulu terbiasa bekerja di desa kemudian tinggal dan bekerja di kota, tidak saja sistem kerja yang dirombak tetapi juga seluruhsusunan kehidupan sosialnya berubah. Mereka dicampakkan seorang diri ditengah-tengah kebisingan mesin dan pabrik, dimana hanya ada oersaingan dan setiap orang hanya bisa menolong dirinya sendiri. Kehidupan keluarga hilang karena kemiskinan, jerih payah dan jam-jam kerja yang panjang. Sistem kekerabatan hilang karena tidak ada waktu untuk bersantai dan tidak ada tempat berteduh untuk bercengkrama. Para buruh dari desa datang tanpa ketrampilan, tidak hanya kehilangan hak-hak dan harga diri namun juga kehilangan tradisi dan sistem nilai yang pernah ada. Alam industri membuat manusia bekerja bukan menurut keinginannya sendiri tetapi diatur oleh kepentingan pihak lain dan terkadang pekerja diperlakukan seperti mesin. Awal industrialisasi menunjukkan gejala-gejala pelanggaran hak azasi manusia.
Selama awal abad XIX, telah terjadi beberapa pemberontakan kaum buruh di Inggris pada tahun 1816, 1822, dan 1830. Mereka tidak hanya menghancurkan pabrik-pabrik besar di Inggris tetapi juga menuntut agar Parlemen melindungi hak-hak mereka namun dalam prakteknya Parlemen tidak dapat membelaka kepentingan kaum miskin. Ikatan sekerja buruh Inggris pada Abad XIX terus berjuang agar hak-hak mereka dapat terjamin dan terpenuhi. Tahun 1809, pemerintahan Inggris mendirikan gedung khusus untuk perusahaan asuransi dan diberi nama Room of Lloyd of London. Pada akhir Abad XIX, Lloyd sebagai perusahaan asuransi disebut-sebut sebagai perusahaan terbesar di dunia. Perusahaan ini memberikan banyak manfaat bagi para pekerja yang ikut terdaftar demi memperbaiki nasib dan pekerjaan mereka di masa depan. Tahun 1833, Parlemen telah membuat undang-undang untuk melindungi para tenaga kerja. Para pengusaha pabrik dilarang memperkerjakan anak dibawah umur (kurang dari 9 tahun), anak-anak yang berusia 9-13 tahun dapat dipekerjakan tidak lebih dari 48 jam per minggu atau 9 jam perhari. Undang-undang ini khusus diterapkan pada industri pertekstilan. Meskipun undang-undang ini telah dibuat namun undang-undang ini masih berpihak pada para pemilik pabrik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Revolusi industri telah memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan kehidupan masyarakat Inggris maupun masyarakat di dunia. Revolusi industri menghasilkan cara-cara menggunakan metode-metode produksi dan pola-pola baru dalam kehiduoan ekonomi dan memberikan beberapa peruabahan dalam industri barang dan dalam perdagangan.
Hal ini memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Berbagai perusahaan yang dihasilkan oleh proses industrialisasi berpengaruh bagi perkembangan transportasi, komunikasi dan perdagangan. Meskipun kekayaan yang besar telah dihasilkan namun distribusi kekayaan tidak dapat dicapai secara merata dan terjadi kesenjangan sosial. Masyarakat yang hidup di kawasan industri menghadapi berbagai problem seperti polusi, kemacetan, kebisingan, dan perkampungan kumuh. Dengan revolusi industri maka zaman mesin telah dimulai. Irama mesin telah mengubah corak kehidupan dunia kita sampai saat ini.
Daftar Pustaka
Sundoro, Mohammad Hadi.2007.Dari Renaisans sampai Imperialisme Modern.Jember:University Press.